Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan bahwa cadangan devisa Indonesia hingga saat ini mencapai 64,5 miliar dolar AS.

"Krisis tahun lalu cadangan devisa kita hampir berada 50 miliar dolar AS dari puncaknya 60 miliar dolar. Jadi Juli sampai Oktober 2008 cadangan devisa kita hilang 10 miliar, sekarang cadangan devisa berada di 64,5 miliar dolar," kata Sri Mulyani dalam rapat dengan anggota DPR RI Komisi XI di Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang mendapat "benefit" (keuntungan) dari krisis di negara maju, aliran modal masuk kepada cadangan devisa.

Dia menjelaskan bahwa naiknya cadangan devisa ini didorong oleh masuknya modal asing ke Indonesia terutama untuk pembelian saham, surat utang dan investasi lainnya.

"Masuknya modal asing ini membuat perdagangan saham (Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG) mengalami peningkatan, nilai tukar rupiah mengalami penguatan sebesar 11 persen. Situasi ini yang membantu pondasi perekonomian Indonesia membaik," katanya.

Menkeu menyebutkan bahwa arus modal masuk (capital inflow) pada Oktober 2009 mencapai Rp8 triliun yang masuk di surat utang negara (SUN, ORI, Sukuk). "Bahkan pada November ini hingga tanggal 11 sudah masuk sekitar Rp1,1 triliun," ungkanya.

Namun, lanjut Sri Mulyani, sikap hati-hati terhadap perkembangan perekonomian harus diperhatikan karena ekonomi global yang pondasi yang masih keropos.

Tentang adanya penurunan harga saham (IHSG) dan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini, kata Sri Mulyani, disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) saja."Minggu ini memang banyak terjadi `profit taking` saham dan rupiah," kata Sri Mulyani.

Pada penutupan Selasa (10/11) ini IHSG ditutup turun 24,479 poin menjadi 2.381,955, sedangkan rupiah terkoreksi 23 basis poin untuk berada di level Rp9.438 per dolar AS.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009