Jeddah (ANTARA News) - Pemerintah Arab Saudi memulai konstruksi pembangunan sistem transportasi kereta api kota di Riyadh dengan membangun 32 stasiun perhentian pada tahap pertama proyek tersebut.

Jubir Organisasi Perkeretaapian Arab Saudi (SRO) Muhammad Abu Zaid mengemukakan di Riyadh, Selasa, proyek angkutan KA kota tersebut bertujuan untuk menekan penumpukan (kongesti) arus lalu-lintas di Riyadh.

Sebanyak 87 persen dari 6,5 juta warga Riyadh menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat angkutan untuk bekerja atau bepergian.

Dalam kontrak perjanjian yang sudah ditandatangan sebelumnya, menurut Abu Zaid, perusahaan Spanyol SPA akan memasok delapan rangkaian kereta transit ringan (Light Transit Railway - LTR) dalam waktu 36 bulan sejak sekarang serta empat tahun perawatannya.

Delapan unit rangkaian KA tersebut berharga sekitar Rp1,53 triliun (belum termasuk biaya konstruksi prasarananya-red).

Pekerjaan konstruksi, sambungnya, sudah dimulai dengan membangun dua jalur KA di dalam kota Riyadh. Sebanyak 23 stasiun akan dibangun di jalur pertama dan 13 stasiun lagi di jalur kedua.

Jalur pertama sepanjang 25 Km akan melayani angkutan urban yang menghubungkan bagian selatan dan utara kota Riyadh, membentang dari jalan Olaya dan Batha di bagian utara kota menuju jalan lingkar selatan.

Sementara jalur dua sepanjang 14 km akan menghubungkan bagian timur kota mulai dari Jalan King Abdulaziz sampai ke Jalan King Khaled di kawasan barat Riyadh. Diharapkan proyek KA tahap pertama ini akan menghubungkan 23 distrik di kota Riyadh.

Dari stasiun ke stasiun lainnya berjarak 600 meter untuk wilayah yang padat dan 2.000 meter di wilayah yang kurang padat.

Sistem angkutan perkotaan ini pada tahap pertama akan mampu melayani 1.500 penumpang tiap jam dan selanjutnya 8.000 penumpang.

Sementara itu, Pemerintah Arab Saudi saat ini juga sedang merampungkan tahap pertama pembangunan sistem angkutan monorel antara Mekah, Mina, Arafah dan Muzdalifah yang diharapkan sudah bisa dioperasikan untuk mengangkut setengah juta jemaah dalam waktu enam sampai delapan jam pengoperasiannya.

Jika proyek pertama sukses, akan dilanjutkan dengan proyek berikutnya untuk mengangkut jemaah antara dua kota suci Yakni Mekah dan Madinah yang berjarak sekitar 420 Km.

Dengan rampungnya proyek tersebut diharapkan masalah transportasi yang memusingkan jemaah maupun pemerintah Arab Saudi dari tahun ke tahun akibat padatnya lalu-lintas khususnya saat musim haji dimana dua.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009