Jakarta (ANTARA News) - Produksi kayu hutan tanaman diprediksi akan mencapai 18 juta M3 pada tahun depan, meningkat 33,3 persen dibandingkan produksi tahun ini yang sebanyak 13,5 juta meter kubik (M3).

Menurut Direktur Bina Pengembangan Hutan Tanaman Dephut, Bedjo Santosa, di Jakarta, Rabu, produksi tersebut berasal dari panenan di areal hutan tanaman seluas 200.000 hektare.

"Produksi kayu tersebut diharapkan bisa mendukung pemenuhan bahan baku kayu industri kehutanan nasional," kata dia.

Produksi kayu hutan tanaman tersebut sebagian besar akan diserap oleh industri pulp dan sisanya akan dimanfaatkan oleh industri pengolahan kayu lainnya.

Menurut Bedjo, sebesar 60 persen kebutuhan bahan baku kayu industri pulp bisa dipenuhi dari produksi kayu tersebut, sedangkan untuk industri pengolahan kayu lainnya bisa menunjang pasokan bahan baku hingga 15 persen.

Saat ini, total kapasitas terpasang industri pengolahan kayu nasional sekitar 23-30 juta meter kubik. Selain dipenuhi kayu dari hutan tanaman, industri juga masih memanfaatkan bahan baku kayu dari hutan alam.

Bedjo juga menegaskan bahwa pasokan kayu dari hutan tanaman yang di tanam di lahan masyarakat (hutan rakyat) juga akan semakin meningkat.

"Tahun ini pasokan kayu dari hutan rakyat bisa mencapai 6 juta meter kubik dan diperkirakan bisa kembali meningkat seiring dengan besarnya minat masyarakat untuk menanam," kata dia.

Terkait dengan minat masyarakat untuk menanam, Kepala Pusat Informasi Dephut Masyhud mengungkapkan Dephut akan membuka akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menanam dan memanfaatkan kawasan hutan.

Skema yang dikembangkan antara lain, hutan tanaman rakyat (HTR), hutan kemasyarakatn (HKm), hutan rakyat dan hutan desa.

"Kebijakan tersebut adalah salah satu upaya untuk mempertahankan keutuhan ekosistem hutan dan diharapkan bisa memberikan kemakmuran kepada masyarakat," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009