Jakarta (ANTARA News) - Pelatih asal Jepang Yazuhisa Inada berusaha mempertajam mental tanding atlet karate yang akan dikirim ke SEA Games XXV, Laos, Desember mendatang.

"Selain menggembleng fisik dan teknik, segi nonteknik seperti menanamkan mental juang yang tinggi sangat diperlukan bagi seorang atlet. Sebab, kobaran semangat juang dapat mendorong keberhasilan atlet dalam suatu pertandingan di SEA Games XXV Laos," kata Inada di Jakarta, Rabu.

Semangat juang atlet harus dikobarkan sebelum tampil dalam pertandingan. Dengan harapan tidak kalah sebelum turun dalam pertandingan. Mental juang seperti itu harus dimiliki oleh atlet agar mental tandingnya selalu menyala untuk meraih prestasi semaksimal mungkin.

Bila seorang atlet tidak memiliki mental tanding yang matang saat tempa di Pelatnas, maka sulit membuahkan hasil yang memuaskan. Kendati atlet yang bersangkutan sudah melakukan latihan optimal selama di Pelatnas.

Cabang karate berbeda dengan cabang lainnya seperti bulutangkis dan voli yang tidak langsung secara fisik menghadapi lawan. Namun di karate seorang atlet dituntut memiliki mental tanding yang tinggi sebelum menghadapi lawan.

Jika atlet mental tandingnya kalah sebelum memasuki arena pertarungan, maka hasilnya tidak bisa diharapkan. Faktor non teknik seperti itu harus ditanamkan pada atlet selama melakukan latihan persiapan di Pelatnas.

Setiap melatih atlet Pelatnas ia menekankan menyerang lawan lebih dulu, ketimbang hanya bertahan. Menggebrak lawan dalam pertandingan, katanya dapat menjatuhkan mentalnya lebih dulu. Hal ini sudah menang satu point sebelum wasit memberikan nilai dalam pertandingan.

"Mental tanding seorang atlet akan tumbuh sendirinya dengan catatan selama berlatih di Pelatnas sering diturunkan di event nasional maupun internasional. Semua itu yang diberikan PB Forki pada atlet yang digodok di Markas Kopassus," ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Forki, Madju Dharyanto.

Mengangkat mental tanding sebelum diturunkan di SEA Games XXV Laos, Desember, PB Forki memberikan peluang tampil di kejuaraan Asia di China, Agustus dan di Turki, September. Dari dua event tersebut, mental tanding atlet nasional semakin terpompa untuk menghasilkan yang terbaik bagi merah-putih di Laos.

Seperti halnya yang dialami Donny Dharmawan (60 kg) dan Umar Syarif di kelas +80 kg. Meski keduanya sempat kalah disemifinal pada kejuaraan Asia di China, namun semangat juangnya semakin menyala. Semua itu terpantau pada diri Donny yang ingin membalas kekalahannya di Laos.

Madju berharap wasit dan juri yang diturunkan di SEA Games Laos nanti benar-benar menjunjung sportifitas dalam memberikan penilai pada atlet saat memimpin pertandingan. Bila kedua faktor itu ditegakkan, maka untuk kawasan Asean atlet nasional masih disegani lawan.

Apalagi dengan masuknya Umar Syarif yang sudah lima kali tampil di SEA Games dengan membuahkan empat medali emas. Karena saat turun di Brunei tahun 1999 sempat dicurangi wasit dan dinyatakan kalah di babak semifinal. Hal itu yang membuat Umar gagal meraih medali emas. Namun di Laos nanti Madju optimis atlet asal Jatim itu mampu menyuguhkan medali emas bagi kontingen Indonesia.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009