Denpasar (ANTARA News) - Anjing Kintamani yang juga dikenal dengan sebutan anjing Bali sedang diupayakan untuk mendapat pengakuan dunia internasional sebagai anjing ras pertama di Indonesia.

"Pemuliabiakan untuk menjadikan anjing Kintamani sebagai hewan piaraan kesayangan masyarakat telah dilakukan, meski Bali dilanda penyakit rabies," kata Gurubesar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof Dr I Nyoman Sadra Dharmawan di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan bahwa dukungan dan kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk menjadikan anjing Kintamani mendapat pengakuan dari dunia internasional.

Kesadaran dari masyarakat untuk mau memelihara dan mengembangkan anjing Kintamani perlu lebih diintensifkan, kata dia.

Menurut Sadra Dharmawan, upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi yang memadai kepada masyarakat luas menyangkut keunggulan dan ancaman perkembangan anjing tersebut.

Gurubesar bidang "Sains Veteriner" itu menegaskan bahwa upaya untuk mempertahankan Bali sebagai daerah bebas rabies saat ini runtuh dengan masuknya penyakit yang berakibat fatal pada penghujung 2008 itu.

Ia mengemukakan bahwa Bali yang sebelumnya bebas rabies kini justru terjangkit rabies yang sumbernya diyakini dia, jelas berasal dari luar Pulau Bali.

"Kasus pertama dilaporkan ada anjing terjangkit rabies di Jimbaran, Kabupaten Badung, kemudian merebak ke Kota Denpasar dan menyusul Kabupaten Tabanan," ujar Sadra Dharmawan.

Penyakit rabies yang telah melanda dua kabupaten dan satu kota itu, kata dia, menjadi lebih menarik ketika dikaitkan antara kejadian rabies dengan keberadaan anjing liar di Pulau Dewata.

Dengan demikian, menurut dia, prospek pengembangan anjing Kintamani yang merupakan plasma nutfah asli Bali itu saat ini menghadapi hambatan dan kendala.

"Secara teknis sesungguhnya rabies mudah diatasi, yakni melalui pengetahuan, peran serta dan perilaku masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam memberantas rabies tersebut," kata Sadra Dharmawan menegaskan.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009