Karachi (ANTARA News/Reuters/AFP) - Polisi Pakistan menangkap tujuh militan yang berencana menyerang pejabat dan kantor badan keamanan di kota komersial Karachi, kata polisi, Kamis.

Militan-militan yang ditangkap itu adalah anggota Tehreek-e-Taliban Pakistan atau Gerakan Taliban Pakistan, sebuah gabungan dari sejumlah kelompok yang dituduh melancarkan gelombang serangan di daerah-daerah perkotaan dan menghadapi ofensif militer di markas mereka, Waziristan Selatan, di perbatasan dengan Afghanistan.

Para tersangka itu ditangkap setelah tembak-menembak di sebuah daerah timur kelas menengah di Karachi, Rabu, kata kepala kepolisian kota itu Waseem Ahmed kepada wartawan.

"Mereka berencana menyerang kantor-kantor penegak hukum dan badan intelijen serta pejabat yang aktif dalam operasi penumpasan militan," kata Ahmed.

Polisi menemukan dua jaket yang biasa digunakan penyerang bunuh diri untuk menyimpan bom mereka, 300 kilogram peledak, granat tangan, roket dan amunisi lain, katanya.

Pakistan, sebuah negara bersenjatakan nuklir yang menjadi sekutu AS, dilanda serangan-serangan meningkat yang dilakukan gerilyawan muslim dalam dua tahun ini. Pemerintah mengambil tindakan sejak April dengan melancarkan ofensif-ofensif di pangkalan militan di kawasan baratlaut.

Sementara itu, militer mengumumkan Kamis, lima prajurit Pakistan tewas dalam pertempuran hebat dengan militan di kawasan terebut.

Pertempuran meletus ketika pasukan yang berusaha menghalau gerilyawan dari daerah hutan Waziristan Selatan di dekat perbatasan dengan Afghanistan bergerak maju ke daerah-daerah dekat markas Taliban Kanigurram, kata militer dalam sebuah pernyataan.

Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan itu pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Selama pertempuran yang juga mencederai tujuh prajurit itu, 14 gerilyawan tewas, sehingga jumlah militan yang tewas dalam 24 jam ini menjadi 22.

Beberapa analis telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan tempat lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan, yang sedang digempur pasukan darat Pakistan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Militan akhir-akhir ini meningkatkan kegiatan di Bajaur, satu dari tujuh daerah suku yang berada di bawah pemerintah federal Pakistan (FATA) di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan, yang dianggap sebagai markas gerilyawan Taliban dan Al-Qaeda.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus tahun lalu, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Sebanyak 30.000 prajurit Pakistan kini mengambil bagian dalam ofensif terhadap sekitar 10.000 hingga 12.000 militan di kawasan suku semi-otonomi yang dilanda kekacauan. Pekerja-pekerja bantuan mengatakan, lebih dari 120.000 orang mengungsi akibat pertempuran itu.

Militan yang terkait dengan Taliban dan Al-Qaeda selama dua tahun ini melancarkan serangan-serangan bom bunuh diri dan penyerbuan komando yag menewaskan 2.280 orang. Gelombang serangan yang dimulai pada awal bulan ini telah menewaskan lebih dari 185 orang.

Pasukan Pakistan mengklaim sejumlah kemenangan militer atas Taliban tahun ini, namun serangan-serangan terus berlangsung, sebagian besar di wilayah baratlaut.

Militer Pakistan meluncurkan ofensif besar-besaran setelah Taliban bergerak maju dari Swat ke Buner, ke arah selatan lagi menuju ibukota Pakistan, Islamabad, setelah Washington menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi keberadaan Pakistan, negara yang bersenjatakan nuklir.

Pakistan menyatakan, lebih dari 1.930 militan dan 170 personel keamanan tewas, namun jumlah kematian itu tidak bisa dikonfirmasi secara independen.

AS mendukung ofensif militer Pakistan terhadap Taliban di Lembah Swat dan daerah-daerah baratlaut sekitarnya, yang diluncurkan pada akhir April setelah serangan-serangan sebelumnya yang menterlantarkan 1,9 juta orang.

Ofensif militer besar lain diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April, Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei. Ofensif itu mendapat dukungan dari AS, yang menempatkan Pakistan pada pusat strateginya untuk memerangi Al-Qaeda.

Swat dulu merupakan daerah dengan pemandangan indah yang menjadi tempat tujuan wisata namun kemudian menjadi markas kelompok Taliban.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009