Peshawar (ANTARA News/AFP) - Militan di Pakistan hari Minggu menyerang rumah dua sesepuh anti-Taliban, menewaskan salah seorang dari mereka, kata polisi, sementara jumlah korban tewas akibat pemboman di kota Peshawar, Pakistan baratlaut, naik menjadi 15.

Peshawar, ibukota wilayah baratlaut yang terletak di pinggiran kawasan suku yang dilanda kekerasan, diguncang empat serangan bom bunuh diri dalam sepekan ini, ketika militer melancarkan ofensif besar-besaran terhadap gerilyawan Taliban di daerah pegunungan yang berdekatan.

Dalam serangan Sabtu di Peshawar, seorang pria meledakkan bom ketika polisi berusaha menghentikan dan memeriksa mobilnya di sebuah pos pemeriksaan. Beberapa pejabat setempat mengatakan, empat orang yang mencakup seorang anak tewas pada tengah malam, sehingga korban tewas menjadi 15. Serangan itu diklaim oleh Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).

Kekerasan berlanjut di daerah itu Minggu, ketika sekitar 50 gerilyawan anggota kelompok terlarang Lashkar-e-Islam menyerang rumah Fahimuddin, seorang walikota setempat yang membentuk milisi untuk memerangi Taliban.

"Bisa dipastikan 100 persen bahwa orang-orang ini datang untuk membunuh saya. Mereka meninggalkan granat dan senapan Kalashnikov," kata Fahimuddin kepada AFP.

Polisi di Peshawar mengkonfirmasi serangan yang gagal itu dan mengatakan, tiga militan tewas dalam bentrokan dengan milisi Fahimuddin. Militan-militan yang lain melarikan diri.

Minggu malam, di distrik berdekatan Bajaur, puluhan gerilyawan Taliban menyerang rumah sesepuh suku pro-pemerintah Malik Sher Zaman dan membunuhnya di kota Mamond. Sesepuh itu juga membentuk sebuah milisi anti-Taliban.

"Ia ditembak mati dan rumahnya diledakkan oleh Taliban," kata Adalat Khan, pejabat pemerintah daerah. Istri dan anak Zaman berada di dalam rumah itu namun berhasil menyelamatkan diri.

"Taliban juga menembakkan 30 roket ke berbagai lokasi (di Bajaur)," kata Khan, dengan menambahkan bahwa tidak ada korban dalam serangan tersebut.

Beberapa analis telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan tempat lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan, yang sedang digempur pasukan darat Pakistan.

Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Pasukan keamanan juga melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Militan akhir-akhir ini meningkatkan kegiatan di Bajaur, satu dari tujuh daerah suku yang berada di bawah pemerintah federal Pakistan (FATA) di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan, yang dianggap sebagai markas gerilyawan Taliban dan Al-Qaeda.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus tahun lalu, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Sebanyak 30.000 prajurit Pakistan kini mengambil bagian dalam ofensif terhadap sekitar 10.000 hingga 12.000 militan di kawasan suku semi-otonomi yang dilanda kekacauan. Pekerja-pekerja bantuan mengatakan, lebih dari 120.000 orang mengungsi akibat pertempuran itu.

Militan yang terkait dengan Taliban dan Al-Qaeda selama dua tahun ini melancarkan serangan-serangan bom bunuh diri dan penyerbuan komando yag menewaskan 2.280 orang. Gelombang serangan yang dimulai pada awal bulan ini telah menewaskan lebih dari 185 orang.

Pasukan Pakistan mengklaim sejumlah kemenangan militer atas Taliban tahun ini, namun serangan-serangan terus berlangsung, sebagian besar di wilayah baratlaut.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009