Teheran (ANTARA News/Reuters) - Parlemen Iran, Senin, menyetujui tiga menteri terakhir dalam kabinet Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang memiliki 21 anggota setelah pada September lalu menolak beberapa pilihan menteri, kantor berita setengah resmi ILNA mengatakan.

Parlemen setuju Ahad untuk mendukung calon baru Ahmadinejad untuk kementerian energi, kesejahteraan dan kementerian pendidikan, meskipun sejumlah anggota parlemen mengkritik calon untuk kementerian kesejahteraan karena salah mengurus pemilihan presiden 12 Juni yang diperselisihkan.

Delapanbelas menteri yang diusulkan Ahmadinejad telah memperoleh persetujuan parlemen September setelah pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei minta pada majelis untuk bekerja sama dengan presiden.

Pemilihan presiden Juni telah memicu demonstrasi sangat besar oleh oposisi yang menyatakan pemilihan itu telah dicurangi -- tuduhan yang sudah dibantah oleh pemerintah, termasuk Khamenei. Demonstrasi itu telah mencemplungkan Iran ke dalam krisis internal terdalamnya sejak revolusi Islam 1979.

Dari ketiga calon di parlemen Ahad, para anggota parlemen mengkritik menteri kesejahteraan yang diusulkan Sadeq Mahsouli karena pilpres Juni.

Tujuh bulan sebelum pemilihan presiden yang diperselisihkan itu, Mahsouli menerima tanggungjawab kementerian dalam negeri untuk mengawasi pemilihan setelah menteri sebelumnya dipecat karena gelar universitas palsu.

"Menteri dalam neegri itu yang mengurusi keamanan dalam negeri ...Mahsouli yang memimpin ketika peristiwa-peristiwa pahit terjadi di pusat tahanan Kahrizak dan ... asrama Universitas Teheran," kata anggota parlemen konserbatif Ali Motahari, lapor IINA.

Khamenei pada Juli memerintahkan penutupan pusat tahanan Kahrizak di selatan Teheran, setelah sedikitnya tiga orang tewas dalam tahanan di tempat itu dan kemarahan yang meluas meletus ketika berita mengenai kondisi dalam penjara tersebar.

Ribuan orang ditangkap dalam unjuk rasa setelah pemilihan Juni. Lebih dari 100 orang, termasuk sejumlah pejabat senior moderat, pengacara, aktivis dan mahasiswa masih tetap dalam penjara.

Oposisi mengatakan lebih dari 70 orang telah tewas dalam kerusuhan pasca-pilpres. Para pejabat menegaskan korban hanya seperuh dari jumlah itu.

Mahsouli, bekas teman presiden di Garda Revolusi, telah mejadi calon untuk menteri perminyakan dalam masa jabatan pertama Ahmadinejad tapi mundur setelah para anggota parlemen mengkriiknya karena kekurangan terkait pangalamannya dan kekayaannya.

Anggota parlemen Motahari mengulangi kecamannya atas sumber kekayaa Mahsouli, menuduhnya telah menggunakan jabatan sebelumnya untuk memperolehnya.

"Kekayaan yang sangat besar seperti itu tak terkumpulkan secara alamiah," kata motahari, ILNA melaporkan.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009