Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) melihat pasar tenaga kerja membutuhkan pemulihan lebih panjang dibandingkan pemulihan pertumbuhan ekonomi.

"Masa kritis telah dilewati tetapi pertumbuhan tenaga kerja lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi," kata Direktur ILO di Indonesia, Alan Boulton dalam acara peluncuran laporan terakhir ILO di Indonesia, yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa.

Alan melihat dalam banyak hal, Indonesia dapat mengatasi krisis secara lebih baik dibandingkan banyak negara di Asia dan di dunia.

"Namun, Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari krisis. Kami sudah melihat adanya ekspansi ke lapangan kerja informal, di mana pendapatan dan produktivitas terbilang rendah dengan sedikit atau tanpa perlindungan sosial dan terbatasnya sarana untuk perwakilan dan penyampaian aspirasi," kata Alan.

ILO meluncurkan laporan terakhir yang berjudul "Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2009: Pemulihan dan langkah-langkah selanjutnya melalui pekerjaan yang layak".

Laporan tersebut menyebutkan bahwa krisis keuangan global berdampak paling parah terhadap Indonesia melalui turunnya ekspor, yang berakibat pada meluasnya pemutusan kerja pada pekerja kontrak, musiman.

Sementara industri-industri berorientasi ekspor menjadi industri yang paling terkena imbasnya dan pembatasan kredit untuk UKM juga menghambat percepatan pemulihan ekonomi dan penyerapan kerja.

Alan mengatakan, ada dua hal penting dalam laporan ILO tersebut yaitu adanya kebutuhan untuk memberi perhatian pada perlindungan sosial bagi para pekerja dan oleh karena itu memberi kesempatan bagi Indonesia untuk membuat lapangan pekerjaan yang lebih baik.

Pekerjaan yang layak dan produktif harus ditempatkan sebagai inti dari kebijakan ekonomi dan sosial guna mengurangi dampak negatif dari pemulihan pasar tenaga kerja yang "protracted" dari krisis keuangan global.

Sedangkan salah satu penyusun laporan tersebut yang juga Ekonom ILO di Indonesia, Kazutoshi Chatani mengatakan, kendati tingkat pengangguran menurun sebesar 8,1 persen pada Februari 2009, tetapi dampak krisis termanifestasi pada kualitas kerja.

Menurunnya pertumbuhan ekonomi telah mendorong penurunan tajam dari pertumbuhan upah kerja yang hanya meningkat 1,4 persen antara Februari 2008 dan Februari 2009 dibandingkan sebesar 6,1 persen pada periode sebelumnya.

Sementara itu penciptaan lapangan kerja formal mandek, dan lapangan kerja informal meningkat tajam yaitu sebesar 61,3 persen pada Agustus 2008 menjadi 67,9 persen pada Februari 2009.

Pada laporan itu disebutkan bahwa terlihat adanya pemulihan dari resesi global, tetapi adanya krisis keuangan 1997 - 1998 memberi dampak pada pasar tenaga kerja Indonesia yang panjang.

ILO melihat perlu beberapa tahun untuk indikator-indikator seperti pengangguran, produktivitas, kemiskinan dan jumlah pekerja dalam pekerjaan yang bersifat rentan kembali ke posisi semula pada masa sebelum krisis. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009