Beijing (ANTARA News/AFP) - Jumlah korban tewas dalam ledakan tambang di China timur laut meningkat menjadi 87 jiwa, sedangkan 21 pekerja tambang lainnya masih terperangkap di tambang bawah tanah itu, kata laporan media negara, Minggu.

Regu penolong memperkirakan keberadaan delapan pekerja yang terperangkap itu, namun belum jelas apakah mereka masih hidup, lapor China News Service.

Jumlah korban yang tewas meningkat dari 42 orang pada hari sebelumnya, dan 66 terperangkap hingga Sabtu malam.

Ledakan terjadi pada Sabtu dinihari pukul 02:30 waktu setempat Jumat, di tambang batubara provinsi Heilongjiang, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Negara.

Total 528 petambang bekerja pada tambang bawah tanah, di dekat kota Hegang, ketika ledakan itu terjadi, kata Dinas Keselamatan Kerja.

Tambang di China dinilai paling banyak menelan korban karena peralatan keselamatan yang kurang dan permintaan yang meningkat tinggi.

Ledakan tersebut sangat keras sehingga mengguncang daerah di sekitarnya. Banyak angunan di dekat mulut tambang telah ambruk pada beberapa bagian, dan sebagian yang selamat pingsan selama beberapa saat.

"Saya pingsan sebentar. Saya mendapati saya dikelilingi oleh asap tebal, ketika saya sadar kembali. Saya meraba-raba di dalam kegelapan," kata seorang teknisi yang berusia 27 tahun, Wang Xingang kepada Xinhua.

Wang berada di rumah sakit bersama 28 pekerja lain yang selamat dari tambang tersebut, kata Pan Xiaowen, Wakil Direktur Rumah Sakit Biro Pertambangan Hegang. Enam di antara mereka menderita luka serius.

Tambang Xinxing berada di provinsi Heilongjiang, yang berbatasan dengan Rusia.

Tambang itu milik Heilongjiang Longmei Mining Holding Group, dan menghasilkan 12 juta ton batu bara per tahun, kata Xinhua, sehingga membuatnya jadi lebih besar dibandingkan dengan kebanyakan tambang tempat banyak kecelakaan terjadi.

Wakil Perdana Menteri Zhang Dejiang berencana mengunjungi tempat kecelakaan, dan Presiden China Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao telah mengeluarkan instruksi mengenai kegiatan pertolongan, suatu tanda mengenai keprihatinan resmi mengenai kejadian paling akhir dalam serangkaian bencana panjang.

Beberapa tim pertolongan berada di lokasi kecelakaan, dan 156 orang sedang mencari petambang yang hilang, kata stasiun televisi resmi.

Kurangnya standard keselamatan dan tuntutan tinggi bagi sumber daya itu telah membuat pertambangan di China jadi yang paling mematikan di dunia, kendati pemerintah berusaha menindak kegiatan pertambangan kecil dan tak aman, tempat sebagian besar kecelakaan.

Lebih dari 3.000 orang tewas dalam kecelakaan berupa banjir, ledakan dan tambang ambruk serta peristiwa lain pada 2008. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009