Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore turun 45 poin menjadi Rp9.490-Rp9.500 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.445-Rp9.9500, karena pelaku pasar masih melepas rupiah.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Selasa, mengatakan, pelaku pasar masih melepas rupiah, meski tekanannya agak berkurang dibanding sesi sebelumnya.

Pelaku pasar masih hati-hati untuk masuk ke pasar, meski saham-saham di Wall Street membaiknya akibat menguatnya data penjualan perumahan AS, katanya.

Menurut dia, pasar ingin mengetahui lebih lanjut dari pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa kasus Bibit Samad dan Chandra Hamzah jangan di bawa ke Pengadilan.

Namun presiden mempersilahkan para anggota dewan mengajukan hak angket untuk membongkar kasus Bank Century, katanya.

Ia mengatakan, kondisi ini mengakibatkan rupiah akan masih berkisar pada Rp9.475 sampai Rp9.500 per dolar, meski tekanan jual akan berlanjut.

"Kami memperkirakan rupiah masih akan berkisar pada Rp9.475 hingga Rp9.500 per dolar, karena Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan masuk pasar untuk mengetahui gejolak rupiah dan akan intervensi apabila tekanan semakin besar," ucapnya.

Indonesia, lanjutnya, masih akan diminati pelaku asing, karena peluang rupiah untuk menguat masih ada, namun terhalang adanya berbagai kasus di dalam negeri sedangkan pasar eksternal cenderung positif.

Karena itu, dengan fundamental yang cukup baik, dan cadangan devisa yang terus meningkat, maka investor asing akan tetap bermain di pasar.

Selain itu juga pasar Indonesia dinilai masih mampu memberikan keuntungan yang lebih tinggi ketimbang negara lainnya, tuturnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009