Surabaya (ANTARA News) - Memasuki libur Hari Raya Idul Adha sejumlah maskapai penerbangan nasional enggan menambah frekuensi terbang mereka karena, minimnya permintaan pasar bepergian memakai jalur udara.

"Meski liburan ini mendekati akhir pekan, kami tidak meningkatkan frekuensi penerbangan ke rute manapun," kata "Public Relation Area Eastern Indonesia" Garuda Indonesia, Erina Damayanti, saat dihubungi ANTARA, di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, tidak adanya penambahan ini juga dipicu animo masyarakat yang mudik pada hari raya itu berkurang dibandingkan saat Lebaran Idul Fitri.

"Frekuensi penerbangan di rute padat seperti Surabaya-Jakarta tetap dilayani 15 kali per hari. Pesawat yang dioperasionalkan masih Boeing 737-800 berkapasitas 12 penumpang bisnis dan 114 ekonomi," ujarnya.

Bahkan, jelas dia, rute penerbangan lain misalnya Surabaya-Denpasar tetap dilayani 3 kali/hari dengan pesawat Boeing 737-400 berkapasitas 12 bisnis dan 120 penumpang ekonomi.

"Walau tanpa penambahan frekuensi terbang, kami optimistis `load factor`-nya bisa naik menjadi 90 persen. Estimasinya terjadi antara Rabu malam (25/11) dan Minggu (29/11). Lalu, puncaknya 26 November 2009," katanya.

Secara terpisah, "Sales Supervisor" Sriwijaya Air Distrik Surabaya, A.Yani Azwar, mengaku, justru memangkas rute penerbangan menjelang Hari Raya Idul Adha 1430 Hijriah.

"Kami memangkas rute penerbangan Surabaya-Semarang dan Surabaya-Banjarmasin," katanya.

Ia menambahkan, pemangkasan dua rute penerbangan itu semata-mata untuk efisiensi menjelang Idul Adha.

"Semisal, rute Surabaya-Semarang menjadi terbang sekali per hari, dari sebelumnya dua kali terbang per hari," katanya.

Upaya itu, lanjut dia, karena saat itu tidak termasuk dalam grafik yang bisa meningkatkan "load factor" atau merupakan kalender penerbangan hari normal. Akan tetapi, pihaknya optimistis rute seperti Surabaya-Balikpapan, Surabaya-Jakarta, dan Surabaya-Makasar tetap diminati pasar saat liburan Idul Adha mendatang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009