Tokyo, (ANTARA News) - Dolar berada di bawah tekanan baru terhadap yen dan euro di perdagangan Asia, Rabu, setelah data AS merusak harapan untuk "rebound" berkelanjutan dalam ekonomi global.

Investor menunggu indikator baru AS termasuk penjualan rumah baru dan pesanan barang tahan lama untuk mempertimbangkan prospek ekonomi Amerika, sebelum pasar ditutup Kamis untuk liburan "Thanksgiving", sebagaimana dikutip dari AFP.

Dolar turun menjadi 88,44 yen pada perdagangan pagi di Tokyo, tingkat terendah enam minggu, dari 88,54 yen di New York akhir Selasa. Euro naik tipis menjadi 1,4961 dolar dari 1,4959, tetapi jatuh menjadi 132,36 yen dari 132,46 yen.

Greenback layu setelah Washington merevisi turun pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga dan sebuah survei menunjukkan kepercayaan konsumen melambat.

"Sebuah data data ekonomi AS yang bervariasi kembali menimbulkan kekhawatiran pemulihan global yang berjuang untuk mengikuti `ekspektasi optimis` pasar," kata penyiasat NAB Capital John Kyriakopoulos kepada kliennya.

Kekhawatiran bahwa pemulihan AS tertinggal dari ekonomi utama lainnya diperparah setelah indeks iklim bisnis Jerman dari Ifo mencapai tingkat tertinggi dalam 15 bulan, menggarisbawahi peningkatan kepercayaan investor di Eropa.

"Rilis Ifo Jerman yang lebih kuat dari perkiraan tersebut mendorong selera risiko dan permintaan untuk mata uang `pertumbuhan-sensitif` seperti euro," kata Kyriakopoulos.

Sementara data Jepang menunjukkan peningkatan surplus perdagangan untuk kesembilan bulan berturut-turut pada Oktober sedikt berpengaruh terhadap pasar.

Surplus perdagangan terbaru mencapai 807,1 miliar yen (9,1 miliar dolar AS), sebuah rebound tajam dari defisit perdagangan sebesar 75 miliar yen setahun yang lalu, kata kementerian keuangan.

Tetapi kegiatan perdagangan negara itu tetap lemah dengan ekspor pada Oktober jatuh 23,2 persen menjadi 5,3 triliun yen dari setahun lalu, dipimpin oleh menyusutnya ekspor kendaraan dan baja, tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009