Surabaya (ANTARA News) - Sejak dilantik sebagai staf khusus Presiden pada 20 November 2009, Dr Daniel Th Sparringa MA menyebut dirinya sebagai "juru dengar".

"Sebagai staf khusus bidang komunikasi politik, saya menyebut diri saya sebagai juru dengar, juru pandang, dan juru suara Presiden," kata Daniel Th Sparringa melalui telefon, Selasa.

Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu menyebut dirinya bukan juru bicara, melainkan "jembatan" antara presiden dan publik.

"Kalau juru bicara itu berbicara tentang apa saja yang menjadi kebijakan, sedangkan saya berbicara bila ditanya wartawan," tutur alumni The Flinder University, Australia itu.

Staf pengajar Unair kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, 25 Juni 1959, itu menegaskan bahwa dirinya akan lebih banyak mendengar suara-suara publik.

"Hasil dari situ akan saya sampaikan kepada presiden dalam bentuk pandangan saya, tapi kalau ada wartawan yang bertanya ya akan saya sampaikan," ujarnya.

Dengan cara itu, ungkap suami Dendawarti Sparringa dan dua anak itu, kapasitas Presiden akan meningkat dan upaya pertama yang dilakukan adalah membantu Presiden dalam menyikapi kasus 2-BC, yakni Bibit-Chandra dan Bank Century.

Jadi, peneliti tentang demokrasi dan nasionalisme itu berada di balik sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang kasus Bibit-Chandra dan kasus Bank Century, yang disampaikan pada Senin (23/11) malam. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009