Bengkulu (ANTARA News) - Dugaan penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) bernuansa Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) di Provinsi Bengkulu mulai terkuak setelah ditemukan seorang peserta tak ikut tes tetapi bisa lulus.

Ditemukannya peraktek KKN itu melalui pesan singkat (SMS) ke seluruh pejabat dan wartawan, setelah dicek ternyata nomor dalam pesan singkat itu mendekati kebenaran, kata anggota DPRD Provinsi Bengkulu H Basri Muhammad di Bengkulu, Minggu.

"Saya mendapat SMS dari nomor 085758409xxx mengaku peserta tes tak lulus, tetapi rekannya tak ikut tes pada formasi planologi bisa lulus," kata Basri.

Dalam SMS itu antara lain menyebutkan, sesumbar Pejabat Provinsi Bengkulu mengatakan tes CPNS di daerah ini murni tetapi kenyatannya ada salah seorang peserta dari 18 orang yang mengikuti tes pada formasi teknik perencanaan wilayah dan kota (planologi) empat orang tak hadir.

Seorang dari empat peserta tak hadir pada saat tes itu nomornya 103322xxxx, yang pelaksaannnya di SD Negeri No 20 Kota Bengkulu, bisa lulus dan nomornya terterah dalam pengumuman di harian lokal pada 21 November 2009.

Dengan rasa penasaran, kata Basri Muhammad langsung mengecek nomor tersebut ke koran maupun pihak berwenang, ternyata memang ada sesuai dalam SMS tersebut.

SMS salah seorang peserta tes dari wilayah Sumsel itu, sekarang masih disimpan dalam ponselnya dan akan dikembanghkan di Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu yang bermitra langsung dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

"Informasi tersebut akan dikembangkan ke pihak berwenang untuk menguji kebenarannya. Diusahakan akan mengecek absensi mulai dari saat tes sampai pengumuman," katanya.

Masuknya informasi dari masyarakat ke wakil rakyat itu, berarti anggota dewan masih dipercaya rakyat, dengan demikian segala masukan akan dituntaskan DPRD.

"Setiap pengaduan atau aspirasi masyarakat melalui SMS tetap menjadi perhatian dewan, karena tidak ada asap kalau tidak ada api. Saya setuju dengan isi SMS tersebut, agar mafia CPNS di Provinsi Bengkulu bisa terungkap dan ke depan diharapkan tes CPNS betul-betul murni," ujarnya.

Ia menambahkan, sebelum pelaksanaan tes CPNS di Provinsi Bengkulu sudah banyak masukan bahwa setiap CPNS sudah punya tarif antara Rp60 juta hingga Rp100 juta, namun masukan itu belum bisa dibuktikan secara hukum.

Pesan singkat serupa juga masuk ke ponsel wartawan, namun sulit untuk dikembangkan, sebab semua sumber yang berkompeten tertutup, ujar seorang wartawan media nasional Usmin.

Sementara itu, Koordinator pemberkasan tes CPNS Provinsi Bengkulu Eris Taufani, ketika dihubungi membantah adanya dugaan tersebut, namun ia menjelaskan setiap peserta yang tidak mengisi absen atau tidak hadir otomatis gugur.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009