Manado (ANTARA News) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mendatangkan, pasokan beras dari empat provinsi lain guna memenuhi peningkatan kebutuhan jelang Natal dan Tahun Baru.

"Produksi petani Sulut hanya mampu penuhi 70 persen dari kebutuhan Natal dan Tahun Baru diperkirakan capai 33 ribu ton, sehingga terpaksa mendatangkan dari daerah lain," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) provinsi Sulut, Janny Rembet di Manado, Minggu.

Keempat daerah jadi pemasok beras ke Sulut yakni Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tengah(Sulteng) dan Gorontalo, dengan besarnya pasokan berkisar 10 ribu ton.

Janny mengatakan, kebutuhan beras masyarakat Sulut hadapi Natal dan Tahun Baru diperkirakan akan mencapai 33 ribu ton meningkat 50 persen dibandingkan kebutuhan normal hanya 22 ribu ton.

"Berdasarkan pengalaman tahun lalu, peningkatan pembelian beras oleh masyarakat mulai terlihat pada awal Desember, makanya sudah diantisipasi dengan memasok dari daerah lain.," kata Janny.

Jenis beras yang didatangkan dari luar Sulut, umumnya beras kelas medium ke bawah yang justru banyak diminta warga kurang mampu.

"Petani Sulut sebagian besar hanya hasilkan beras kelas medium ke atas, seperti superwin dan dan sultan, sementara jenis murah yang banyak dibutuhkan masyarakat kurang mampu, justru semaki kurang," kata Jannt.

Karena ketersediaan yang tidak sebanding dengan kebutuhan, kata Janny, maka ditempuh jalan yakni memasok beras dari daerah lain di Indonesia.

Daerah sentra beras di Sulut, lebih dari separuh berasal dari petani daerah di Bolaang Mongondow, lainnya dihasiklan petani Minahasa, Minahasa Selatan, Tomohon, Minahasa Tenggara dan Minahasa Utara.

Program swasembada beras Sulut tahun depan diharapkan akan meningkatkan produksi beras naik tinggi, sehingga tahun depan tidak perlu memasok dari daerah lain.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009