Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menjadi ujung tombak di bidang pengaderan dan pembangunan kapasitas kaum perempuan Indonesia untuk berkiprah di berbagai bidang.

"Saya senang Kowani telah melakukan transformasi dan adaptasi," kata Presiden saat membuka Kongres ke-23 Kowani di Istana Negara Jakarta, Rabu.

Menurut Kepala Negara, hanya organisasi yang melakukan transformasi dan adaptasi yang dapat bertahan di era globalisasi.

"Tidak ada satu negara pun yang bisa membendung globalisasi," tegasnya.

Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa saat ini ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk kaum perempuan yaitu perlindungan, pemajuan dan pemberdayaan.

"Saya ingin Kowani berdiri di depan," katanya.

Presiden juga mendukung peran Kowani dalam mendorong upaya mewujudkan pencapaian MDGs, antara lain mengurangi kemiskinan, pemenuhan pendidikan dasar, mengurangi jumlah kematian anak, mengurangi kematian ibu melahirkan, memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular, menjaga lingkungan dan kerjasama internasional.

Kongres ke-23 Kowani dilaksanakan 2-4 Desember 2009 dengan tema "Kowani memperkuat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs)".

Turut mendampingi Presiden adalah Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Ibu Herawati Boediono.

Pada acara tersebut Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar, selaku Ketua Umum Kowani melaporkan sepak terjang Kowani dalam berbagai bidang kehidupan di Indonesia, terutama upayanya dalam meningkatkan harkat hidup kaum perempuan.

Selain itu, menurut Linda, Kowani juga berperan dalam setiap upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana.

Pembukaan Kongres ke-23 itu dilakukan oleh Presiden Yudhoyono sebelum bertolak menuju Palangkaraya, Kalimantan Tengah, guna melakukan pertemuan dengan para gubernur.

Sebelum memulai sambutannya Kepala Negara sempat meminta maaf karena kondisi Istana Negara yang relatif panas akibat ada gangguan pada pendingin dan acara yang terpaksa diajukan satu jam lebih awal karena Presiden beserta rombongan harus segera menuju Palangkaraya. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2009