Jakarta (ANTARA News) - Pembayaran bunga utang negara naik lebih dari 100 persen dalam beberapa tahun terakhir dari sekitar Rp50,07 triliun pada 2000 menjadi sekitar Rp109,59 triliun pada 2009.

Data perkembangan utang negara yang diterbitkan Ditjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan di Jakarta, Rabu, menyebutkan, pembayaran bunga utang 2000 mencapai Rp50,07 triliun atau 24,4 persen dari total pendapatan negara yang sebesar Rp105,34 triliun dan 22,6 persen dari total belanja negara sebesar Rp221,48 triliun.

Pada tahun 2001 pembayaran bunga utang mencapai Rp87,14 triliun atau 29,0 persen dari penerimaan negara Rp300,60 triliun dan 25,5 persen dari belanja Rp341,56 triliun.

Tahun 2002 mencapai Rp87,67 triliun atau 29,4 persen dari penerimaan negara Rp298,53 triliun dan 27,2 persen dari belanja negara Rp322,18 triliun.

Pada 2003 mencapai Rp65,35 triliun atau 19,2 persen dari penerimaan negara sebesar Rp340,93 triliun dan 17,4 persen dari belanja negara Rp376,51 triliun.

Tahun 2004 mencapai Rp62,49 triliun atau 15,5 persen dari penerimaan negara Rp403,11 triliun dan 14,6 persen dari belanja negara Rp427,18 triliun.

Pada 2005 mencapai Rp65,20 triliun atau 13,2 persen dari penerimaan negara Rp493,92 triliun dan 12,8 persen dari belanja negara Rp509,63 triliun.

Tahun 2006 mencapai Rp79,08 triliun atau 12,4 persen dari penerimaan negara Rp636,15 triliun dan 11,9 persen dari belanja negara Rp667,13 triliun.

Tahun 2007 mencapai Rp79,81 triliun atau 11,3 persen dari penerimaan negara Rp706,11 triliun dan 10,5 persen dari belanja negara Rp757,65 triliun.

Pada 2008 sebesar Rp88,43 triliun atau 9,0 persen dari penerimaan negara Rp979,80 triliun dan 9,0 persen dari belanja negara Rp985,62 triliun. Tahun 2009 berdasar angka proyeksi APBNP 2009 akan mencapai sebesar Rp109,59 triliun atau 12,6 persen dari penerimaan negara Rp869,99 triliun dan 10,9 persen dari belanja negara sebesar Rp1.003,01 triliun.

Sementara tahun 2010 diproyeksikan mencapai Rp115,60 triliun atau 12,2 persen dari penerimaan negara di APBN 2010 sebesar Rp948,15 triliun dan 11,0 persen dari belanja negara sebesar Rp1.047,67 triliun.

Namun pemerintah menilai bahwa biaya utang semakin efisien yang ditunjukkan dengan rasio bunga utang terhadap pendapatan dan belanja negara yang mengalami penurunan. Pada tahun 2000 lebih dari 22 persen sementara pada 2008 mencapai 9,0 persen, pada 2009 tidak lebih dari 13 persen dan pada 2010 juga diproyeksikan tidak lebih dari 12,5 persen.

Sebelumnya Menkeu Sri Mulyani Indrawati juga menyatakan bahwa ketahanan sektor keuangan nasional saat ini mulai menguat yang antara lain ditunjukkan oleh penurunan nilai imbal hasil obligasi negara sekitar 60 persen dari posisi bulan sebelumnya (Oktober).

Penurunan imbal hasil itu telah meringankan beban utang pemerintah Rp14 triliun pada 2009 ini sehingga defisit bisa ditekan menjadi 2,2 - 2,4 persen.

"Saya dan Dirjen Pengelolaan Utang (Rahmat Waluyanto) sudah mulai menghitung cost of borrowing menjadi sekitar Rp14 triliun lebih murah," kata Menkeu.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009