Padang (ANTARA News) - Pemerintah daerah Kabupaten dan Kota di Sumbar yang wilayahnya terkena gempa pada akhir September 2009, telah membangun 1.500 unit kelas belajar darurat di sekolah-sekolah yang gedungnya rusak berat atau roboh.

""Telah 1.500 unit lebih lokal belajar darurat dibangun dan kini telah dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar baik pada tingkat pendidikan SD, SMP maupun SLTA," kata Ketua Sarkorlak Penanggulangan Bencana Sumbar, Marlis Rahman di Padang, Rabu.

Ia menyebutkan, pembangunan lokal darurat itu dibiayai pemerintah yakni Rp8 juta per unit dengan bangunan sesuai ukuran standar yang ditetapkan bersama yakni panjang 7,5 meter dan lebar tujuh meter untuk setiap lokal.

Lokal-lokal itu berlantai semen, dinding triplek dan atap seng. Meski bersifat untuk pemakaian sementara namun bangunan lokal dibuat dengan desain antigempa dan bisa dimanfaaatkan minimal dua tahun.

Selain itu, untuk mengurangi resiko jika terjadi gempa juga dilakukan pengurangan beban pada setiap ruang lokal darurat tersebut, tambahnya.

Pengerjaan bangunan lokal darurat itu dilakukan baik secara sewa kelola atau gotong royong oleh masyarakat di sekitar sekolah, dengan lama waktu pembuatan ditetapkan satu minggu, agar proses belajar mengajar yang sempat terhenti dapat secepatnya kembali dimulai.

Untuk pembangunan lokal-lokal darurat di daerah terkena bencana ini, Pemprov Sumbar mengalokasikan dana mencapai Rp32 miliar dan penggunaannya diserahkan kepada setiap Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten/Kota yang gedung-gedung sekolahnya rusak atau roboh karena gempa.

Pembangunan lokal belajar darurat dan pengalokasian dananya merupakan salah hasil rapat koordinasi Pemprov Sumbar dengan Menteri Pendidikan saat meninjau lokasi gempa Oktober lalu.

Lokal darurat tersebut digunakan sampai ruang kelas permanen yang rusak berat atau roboh selesai dibangun kembali dalam masa tahap rekonstruksi pascagempa, katanya.

Bencana yang melanda Sumbar pada 30 September 2009, juga menyebabkan 1.929 gedung sekolah dan kampus di provinsi itu rusak dengan rincian 889 unit rusak berat, rusak sedang (581) dan rusak ringan (459).(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009