Semarang (ANTARA News) - Salah seorang kartunis Kota Semarang, Priyo Puji Raharjo (42) mengenalkan kartun akrilik kepada masyarakat sebagai salah satu media untuk menyampaikan pesan moral kepada pemerintah.

"Penyampaian kritik kepada pemerintah melalui seni kartun tidak hanya diatas kertas maupun kanvas. Namun dapat juga dilakukan dengan kartun akrilik yang dianggap lebih hidup, tidak harus melalui media massa," katanya di Sanggar Widoro Kandang Jalan Sendangguwo Raya No.14 Semarang, Sabtu.

Ia menjelaskan, terobosan itu sebagai upaya menyampaikan keprihatinan terhadap keberadaan sejumlah kartunis di Indonesia yang masih sebatas muncul di media massa.

Menurut dia, jumlah kartunis dan media massa saat ini tidak seimbang sehingga banyak karya kartunis yang tidak termuat padahal karyanya cukup bagus.

"Bahkan seringkali kompetisi untuk masuk ke salah satu media massa itu bukan dilihat dari baik atau tidaknya, melainkan ada hal lain seperti kedekatan pribadi atau yang lainnya," ujarnya.

Ia mengatakan, dirinya lebih memilih kartun akrilik terbuat dari bahan yang mengandung fiberglass yang biasa digunakan untuk membuat patung dan souvenir sehingga lebih kuat dan tahan banting.

Bahan pembuat kartun acrylic antara lain adalah resin, cobal, erosil dan talk yang diaduk menjadi satu lalu dimasukkan dalam cetakan gambar.

"Selanjutnya, cetakan tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari agar tercetak sempurna dan ditempel pada papan triplek," katanya.

Salah satu karya kartunis yang akrab dipanggil Yoyok ini adalah kartun Acrylic dengan tema "Adil dan Makmur Kapan?", yang menggambarkan seseorang sedang mengayuh sepeda dan kondisi rakyat yang hidup di tempat sederhana dengan ilustrasi seekor burung Garuda.

"Burung Garuda sebagai simbol Bhineka Tunggal Ika namun masih banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan dan kejenuhan rakyat dalam euforia janji-janji pemimpin tapi rakyat tidak bisa menikmatinya," ujarnya.

Ia mengharapkan, dengan munculnya kartun akrilik, seni kartun dapat lebih berkembang dan dapat menarik perhatian dari masyarakat yang ingin menikmati suatu karya seni maupun dalam suatu penyampaian pesan moral.

Yoyok menambahkan, tiga kartun akrilik hasil karyanya yakni "Adil dan Makmur Kapan?", "Jangan Melupakan Sejarah", dan "Eksploitasi Anak" akan dipamerkan di Monumen Pers Nasional Solo pada tanggal 12-17 Desember 2009.(*)

Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009