Cilegon (ANTARA News) - Pemerintah melalui Departemen Luar Negeri (Deplu) akan membahas keberadaan ratusan pengungsi asal Srilanka yang berada di Merak, Banten dan Tanjung Pinang bersama pemerintah Australia tanggal 14 dan 15 Desember di Perth, Australia.

"Deplu telah memberikan surat pemberitahuan tersebut kepada instansi terkait, pembahasan akan dilakukan di Perth, Austalia," kata Kepala Divisi Imigrasi Dephukham Provinsi Banten Harry Purwanto ketika dihubungi ANTARA, Minggu.

Menurut dia, pembahasan yang akan lakukan di Perth, Australia, nanti khusus membicarakan keberadaan ratusan imigran gelap asal Srilanka yang saat ini masih bertahan di atas KM Jaya Lestari 5 yang bersandar di Pelabuhan Indah Kiat Merak, Cilegon, Banten, dan imigran gelap asal Srilanka lainnya yang hingga kini masih berada di Tanjungpinang.

Para imigran gelap tersebut mengaku melarikan diri dari negaranya yang sedang dilanda perang dan akan mencari suaka ke Australia.

Hingga saat ini jumlah imigran gelap yang masih bertahan di atas KM Jaya Lestari 5 sudah berkurang dari 255 orang menjadi 247 orang.

Harry menjelaskan, delapan orang imigran beberapa waktu lalu secara sukarela turun dari KM Jaya Lestari 5 setelah di tampung di tempat penampungan sementara di Merak. Imigran tersebut dibawa ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan dan pengurusan dokumennya.

"Menurut pengakuan mereka mau pulang ke negaranya secara suka rela," ujarnya.

Sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi para imigran gelap asal Srilanka sudah lama disiapkan dan lokasinya juga tidak jauh dari Pelabuhan Indah Kiat.

Namun sejak diamankan petugas gabungan (10/11) di perairan Selat Sunda para imigran tersebut tetap bertahan di atas KM Jaya Lestari 5.

Harry menambahkan, bagi para imigran yang secara sukarela mau turun dari kapal pihaknya juga akan mengurusnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009