Seorang warga bernama Uswatun mengatakan, angin puting beliung tersebut datang bersamaan dengan hujan yang mengguyur desa ini.
"Hujan turun sekitar pukul 14:00 WIB dan beberapa kali terdengar sambaran petir. Tak lama kemudian angin bertiup dengan kencang," katanya.
Kendati hanya berlangsung sangat singkat, kata dia, atap rumahnya porak-poranda tertiup angin.
Warga lainnya, Karto mengatakan, angin puting beliung tersebut memporak-porandakan atap puluhan rumah di Desa Kedungbanteng.
"Alhamdulillah, tidak ada rumah yang roboh. Namun jumlah rumah yang atapnya porak-poranda, belum diketahui secara pasti," katanya.
Selain memporak-porandakan atap puluhan rumah, angin puting beliung tersebut juga menumbangkan seratusan pohon yang ada di desa itu.
Hingga Senin sore, warga Desa Kedungbanteng masih bergotong-royong memperbaiki atap rumah yang rusak maupun memotong pohon-pohon yang tumbang terutama yang melintang di jalan.
Salah satunya pohon tumbang di Jalan Karangsalam, Kampus Universitas Wijayakusuma Purwokerto, sehingga memacetkan arus kendaraan di jalan ini.
Kabel listrik dan telepon juga putus tertimpa pohon itu.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
