London (ANTARA News) - Harga minyak dunia merosot di bawah 75 dolar per barel pada Senin, jatuh sejalan dengan pasar komoditas lainnya, karena pedagang mengambil isyarat mereka dari dolar yang lebih kuat, kata para dealer.

AFP melaporkan, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman Januari, menyusut 99 sen menjadi 74,48 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari turun 72 sen menjadi 76,80 dolar per barel.

"Pasar minyak mentah tergelincir di bawah 75 dolar per barel, menyusul lebih kuatnya dolar AS dan melemahnya pasar ekuitas Eropa dan Asia," kata analis pada broker Sucden Financial Research di London.

Dalam perdagangan valuta asing, dolar menguat terhadap euro, menarik dukungan lebih lanjut dari lebih kuatnya dari perkiraan data pekerjaan AS yang diterbitkan sebelum akhir pekan, kata para analis.

Pada awal transaksi pagi, euro merosot serendah 1,4756 dolar, titik terendah sejak awal November. Euri kemudian mundur lagi ke 1,4822 dolar.

Sebuah penguatan greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Pada gilirannya, cenderung mengurangi permintaan minyak dan harga.

Minyak mentah berjangka jatuh pada Jumat di perdagangan yang volatile, mengalah pada kuatnya dolar setelah berita tentang peningkatan dramatis di pasar tenaga kerja AS yang bermasalah.

Data resmi AS menunjukkan bahwa kehilangan pekerjaan dipersempit ke 11.000 pada November, sepersepuluh kurang dari pada Oktober, dan tingkat pengangguran menukik menjadi 10,0 persen.

"Sebuah kejutan penurunan pengangguran AS mendukung dolar karena menyebabkan harapan bahwa Fed akan merevisi sikap kebijakannya lebih cepat dari yang diperkirakan," kata analis pada konsultan John Hall Associates dalam sebuah catatan kepada kliennya.

Harga minyak telah meningkat di perdagangan Asia sebelumnya pada Senin, karena dolar AS melemah.Ada sinyal dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bahwa kartel tidak akan mengurangi kuota produksi pada pertemuan yang akan datang 22 Desember, analis mengatakan.

"Mereka senang dengan harga sekarang, sehingga tidak akan ada peningkatan produksi," kata Victor Shum, prinsipal senior konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

Arab Saudi menyatakan akhir pekan bahwa harga minyak adalah "sempurna" dan pasar global stabil karenanya Arab kelas berat di OPEC muncul bersatu dalam dukungan mereka untuk mempertahankan kuota produksi.

"Semuanya begitu baik sekarang, kita tidak perlu berpikir sangat keras," Menteri Minyak Saudi Ali al-Naimi mengatakan di Kairo, yang mencerminkan kesepakatan antar anggota OPEC pada konferensi untuk menjaga kuota produksi tidak berubah. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009