Jayapura (ANTARA News) - Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Papua mengemukakan, gereja memiliki peran signifikan di dalam upaya menanggulangi berkembangnya HIV/AIDS.

"Gereja kami libatkan dalam penyebaran informasi HIV/AIDS di Papua," kata Ketua Pelaksana Harian Komisi Penanggulangan AIDS Papua (KPA), Constant Karma, di Jayapura, Selasa.

Menurut Constant, pencegahan HIV/AIDS oleh gereja sangat efektif, dimana dengan umat yang banyak, gereja dapat dengan mudah memberi informasi tentang AIDS.

AIDS atau Acquired immune deficiency syndrome merupakan penurunan daya tahan tubuh seseorang yang disebabkan human immuno deficiency virus (HIV). Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang mengakibatkan menurunnya, bahkan, hilangnya daya tahan tubuh.

"Selain mendengar firman Tuhan di gereja, jemaat juga bisa mendapat berbagai informasi seputar AIDS," ujarnya.

Ia katakan, Papua bukan menjadi "Concentrated epidemic" lagi seperti daerah lain di Indonesia, dimana penyebaran HIV sebagian besar ditemukan pada kelompok-kelompok risiko tinggi seperti Pengguna Narkoba Suntik (Penasun), Pekerja Seks Komersial (PSK). Namun Papua merupakan satu-satunya daerah yang memasuki tahap populasi umum (general epidemic).

"Hingga Desember 2009, kematian akibat AIDS di Papua telah mencapai 400 orang, dimana ribuan lainnya kini bertahan hidup dengan menjalani beragam profesi," tandasnya.

Ketika disinggung soal faktor terbesar penularan HIV/AIDS, Constant katakan, yang menjadi faktor utama penularan HIV di tanah Papua adalah perilaku seksual yang berisiko, terutama hubungan seks pada usia dini, hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan, dan penggunaan kondom yang inkonsisten.

"Lebih dari 90 persen penularannya melalui hubungan seks bebas," katanya.

Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua, pada triwulan I per Maret 2009 mencatat bahwa jumlah HIV/AIDS di Papua sebanyak 4.745 kasus, dimana HIV sebanyak 2.469 dan AIDS 2.276 kasus.

"Jika ini tidak segera ditanggulangi, maka sangat mungkin suatu saat bangsa kita akan mengalami kehilangan generasi," katanya.

Menanggapi masalah tersebut, Constant Karma meminta kepada pemerintah, pihak swasta, LSM, Ormas dan lainya untuk lebih gencar lagi dalam memberi sosialisasi bagi masyarakat yang berada di kota maupun di kampung-kampung, agar seluruh lapisan masyarakat boleh memahami betul apa itu HIV/AIDS serta cara menanggulanginya. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009