New York (ANTARA News/AFP) - Para investor berduyun-duyun menyelamatkan diri ke dalam dolar dan yen pada Selasa waktu setempat, di tengah kekhawatiran tentang penurunan peringkat utang jangka panjang (sovereign credit rating) Yunani yang melukai euro, kata para analis.

Mata uang tunggal Eropa turun menjadi 1,4703 dolar pada 2200 GMT dari 1,4819 dolar akhir Senin di New York, tertekan oleh berita bahwa lembaga rating Fitch menurunkan peringkat utang jangka panjang Yunani, menggambarkan prospek keuangan publik Yunani sebagai negatif.

Pada satu titik, euro diperdagangkan serendah 1,4681 dolar, jatuh di bawah 1,47 dolar untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan.

Sementara dolar diperdagangkan pada 88,38 yen terhadap 89,57 yen, dengan mata uang Jepang bertahan menguat karena sebagai sebuah "safe haven" (tempat berlindung) dari gejolak pasar.

Menambahkan kegugupan investor adalah peringatan dari lembaga rating AS Moody`s dari sebuah "krisis fiskal" yang berlangsung "beberapa tahun" di Inggris, Prancis, Jerman dan Amerika Serikat.

Moody`s mengatakan bahwa meskipun krisis keuangan sudah mendekati akhir, negara utama akan dibebani dengan beban utang yang berat.

Sehari sebelumnya, Standard and Poor`s menempatkan peringkat utang jangka panjang Yunani di daftar pengawasan "negatif" dan memperingatkan bahwa pihaknya juga bisa menurunkan rating jika pemerintah gagal mengambil tindakan tegas untuk mengekang pengeluaran melebihi anggaran.

Pengumuman mendorong ketakutan baru untuk kesehatan zona euro, di mana Yunani adalah anggotanya, dan untuk keberlanjutan "rebound" ekonomi.

"Ini adalah jelas risiko lingkungan sekali lagi," kata Samarjit Shankar di Bank of New York Mellon.

Shankar mengatakan investor mengupas eksposur ke zona euro dan pasar yang sedang tumbuh yang dipandang sebagai berisiko, atau diuntungkan dari kemajuan ekonomi.

Sentimen ini lebih terguncang oleh laporan bahwa output sektor industri di Jerman yang kuat menyusut pada Oktober setelah dua bulan membukukan kenaikan mantap.

Output turun 1,8 persen dari bulan sebelumnya, menurut data awal disesuaikan secara musiman yang diterbitkan oleh kementerian ekonomi, karena sektor konstruksi dan sektor energi mengalami penurunan tajam.

Michael Malpede dari Easy Forex mengatakan dolar dan yen dibantu oleh "penghindaran risiko" karena pasar ekuitas jatuh si tengah kekhawatiran utang dan melemahnya produksi industri yang muncul menjadi "kekhawatiran umum tentang kemungkinan resesi double-dip di Eropa."

Jerman, salah satu eksportir terkemuka di dunia dan terbesar di ekonomi zona euro, telah terpukul oleh resesi karena permintaan untuk barang-barang telah berdecit berhenti di tengah kemerosotan permintaan global.

Dolar keuntungannya dibatasi oleh komentar sehari sebelumnya dari Ketua Federal Reserve Ben Bernanke bahwa perekonomian AS masih menghadapi "headwinds" meskipun ada beberapa perbaikan, menunjukkan bahwa tingkat suku bunga AS akan tetap di dekat nol untuk beberapa waktu.

Komentar Bernanke"cukup dovish," kata Camilla Sutton di Scotia Capital.

"Kami tetap percaya bahwa dengan pengangguran sebesar 10 persen dan inflasi The Fed akan tetap dovish, dengan pengetatan hanya muncul sebagai kemungkinan pada semester kedua tahun ini. Oleh karena itu, kami memperkirakan kelemahan dolar berkelanjutan pada paruh pertama tahun 2010."

Pada akhir perdagangan New York, dolar berdiri pada 1,0268 franc Swiss dari 1,0199 pada Senin. Pound berada pada 1,6268 dolar setelah 1,6420 dolar. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009