Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak "rebound" (berbalik naik) di perdagangan Asia, Jumat, dari jatuh semalam tapi kekhawatiran lambannya permintaan energi AS kemungkinan akan menutup lonjakan harga, kata analis.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman Januari, 10 sen lebih tinggi pada 70,64 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari bertambah 16 sen menjadi 72,02 dolar per barel.

Investor tetap prihatin terhadap permintaan energi yang lemah di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, kata para analis.

"Pasar minyak masih terganggu oleh lemahnya permintaan minyak AS," analis dari Commonwealth Bank of Australia mengatakan dalam sebuah laporan, yang mengacu pada data terbaru energi dari Departemen Energi AS (DoE).

DoE dalam laporan mingguannya Rabu mengatakan stok produk sulingan naik sebesar 1,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 4 Desember melawan ekspektasi pasar untuk turun 500.000 barel.

Sulingan, yang termasuk bahan bakar pemanas, biasanya jatuh pada saat ini karena permintaan naik akibat musim dingin belahan bumi utara mulai masuk.

DoE mengatakan cadangan minyak mentah AS turun 3,8 juta barel minggu lalu namun 4,4 persen lebih tinggi dari tingkat mereka tahun lalu dan di atas batas atas kisaran rata-rata untuk sepanjang tahun ini.

Selama empat minggu, rata-rata konsumsi AS 18,5 juta barel produk minyak bumi sehari, penurunan 3,0 persen dari periode yang sama setahun yang lalu.

Jason Schenker dari Prestige Economics mengatakan bahwa pedagang merasakan kekakuan pemulihan dari resesi terburuk dalam beberapa dasawarsa.

"Para pelaku pasar tampaknya akan datang perlahan-lahan ke realisasi bahwa pemulihan benar akan memakan waktu bertahun-tahun," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009