Jakarta (ANTARA News) - Warga korban kebakaran di Kelurahan Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, mengeluhkan belum adanya perhatian dan bantuan dari pemerintah setempat terhadap para korban kebakaran yang menelan korban jiwa itu.

Menurut Ketua RW 10 Kelurahan Jembatan Besi, Ahmad Rais, yang rumahnya juga hangus terbakar, sampai sekarang belum ada pejabat yang datang apalagi memberi santuan ke lokasi kejadian.

"Kami terpaksa buka posko sendiri bersama karang karuna, tapi ada juga beberapa partai yang membuka posko di lokasi," ujar Rais, saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (11/12).

Meski belum mendapat subangan dari pemerintah, bantuan korban kebakaran yang didirikan telah banyak mendapat sumbangan dari masyarakat sekitar berupa air mineral dan mie instan. Sumbangan bahan makanan juga mulai dikirim PMI siang ini.

Kejadian kebakaran di kawasan Tambora kemarin, terjadi pada dua lokasi yang hampir bersamaan. Namun kebakaran di kawasan Jembatan Besi lebih sulit dipadamkan. Dari kawasan padat penduduk itu, ada sekitar 200 rumah terbakar.

Kejadian itu juga menyebabkan korban jiwa, petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta bernama Sulistio Putranto, tewas karena tertimpa reruntuhan bangunan saat melakukan pemadaman.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menanggung seluruh biaya pemakaman Sulistio Putranto (24) petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta tewas ketika bertugas memadamkan api yang membakar sekitar 200 rumah di RW 08 Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat.

Selain itu, kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto mengatakan petugas yang mengalami luka- luka juga akan ditanggung biaya perawatannya hingga sembuh.

Bahkan, korban yang berasal dari warga pun akan ditanggung seluruh biaya perawatannya.

Seperti terhadap Muhamad Nuh, warga RT 03/08, Jembatan Besi, yang mengalami luka.

"Seluruh biaya ditanggung Pemprov DKI dan santunan kepada keluarga korban yang meninggal juga akan diberikan dengan nilai semaksimal mungkin," katanya.

Prijanto menghimbau kepada seluruh warga ibukota agar tidak sembarangan menggunakan peralatan yang berkaitan dengan listrik. Salah satunya adalah pemilihan kabel listrik. Sebab jika hal ini diabaikan, resikonya adalah kebakaran.

"Jangan menggunakan kabel dengan merek sembarangan. Karena dari laporan yang diterima, kebakaran disebabkan penggunaan kabel yang sembarangan. Kabel itu meleleh dan terjadilah kebakaran. Gunakan kabel yang bagus, harga mahal sedikit tidak apa-apa," katanya.

Prijanto juga meminta agar PT PLN tidak memberikan sambungan listrik di pemukiman padat dan kumuh. Pemprov DKI sebenarnya sudah pernah mengirimkan surat kepada PLN agar tidak memberikan sambungan listrik kepada permukiman kumuh.

Namun nyatanya masih banyak sambungan-sambungan itu, seperti di pinggiran rel kereta atau di Taman BMW Jakarta Utara.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009