Jakarta (ANTARA News) - Menko Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Agung Laksono mengharapkan para pencipta lagu membuat musik yang bermakna dan mampu meningkatkan harkat serta mengharumkan nama bangsa.

Pada keterangan pers mengenai Indonesia Song Festival dan Asian Song & Culture Festival 2010 di Jakarta, Jumat, Agung mengharapkan, musik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi bagi pencipta lagu, tetapi juga mampu mendongkrak harkat dan mengharumkan nama bangsa di dunia.

"Saya ingat, kelompok The Beatles pernah memperoleh gelar bangsawan dari Kerajaan Inggris. Ini contoh yang baik bahwa musisi itu diperhatikan. Saya pun menginginkan hal itu terjadi di Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap Indonesia Song Festival 2009 bisa menghasilkan banyak musik yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tapi juga meningkatkan harkat bangsa.

Agung Laksono mengatakan, musik yang bagus dan bermakna bisa membuat masyarakat menjadi senang dan bersemangat dalam menjalani hidup.

"Indonesian Song Festival" akan dibuka pada 15 Desember 2009. Ajang itu bukan yang pertama, karena pernah mengalami kejayaan pada tahun 70-an. Para pencipta lagu bisa mendaftarkan diri lewat situs resmi ajang yang mencari lagu-lagu terbaik ciptaan anak negeri itu.

Untuk mengikuti festival tersebut, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi para pendaftar di antaranya lagu harus original, berbahasa Indonesia atau Inggris, dan berdurasi kurang dari lima menit.

Ikon "Indonesia Song Festival" Harvey Malaiholo mengatakan, penjurian pada ajang tersebut tidak menggunakan pengumpulan pesan singkat (sms) terbanyak. Lagu terbaik akan dipilih oleh juri yang sangat kompeten di industri musik.

"Kita tidak membuat acara ini dengan `polling` sms dan cara murahan. Juri-jurinya juga pakai yang berkualitas," ujar penyanyi lagu Dara itu.

Acara puncak final "Indonesia Song Festival" akan digelar pada 9 Maret 2010, bertepatan dengan hari ulang tahun WR. Supratman.

Pemenang festival ini akan diikutkan di Asean Song and Culture Festival.(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009