Jakarta (ANTARA News) - ESQ (Emotional Spiritual Quation) 165 Indonesia prakarsai peluncuran dan penandatanganan Piagam pendirian Persaudaraan Serumpun Indonesia-Malaysia (PSIM) di menara ESQ Leadership Center Jakarta, Sabtu.

Kegiatan yang diprakarsai oleh Forum Komunikasi Alumni ESQ juga dihadiri oleh sekitar 150 masyarakat dan tokoh-tokoh Malaysia antara lain Dato`Mukhriz Mahathir putra Menteri Muda Perdagangan Malaysia, Dr Mahathir Muhammad, dan tokoh2 nasional Indonesia seperti Ketua DPR RI Marzuki Ali, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertans) Muhaimin Iskandar dan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar.

Acara malam persaudaraan tersebut berlangsung dengan penuh sambutan yang meriah dari para penonton yang terdiri dari warga Indonesia, Malaysia juga Singapura yang semuanya mengenakan pakaian muslim.

Kegiatan ini merupakan langkah nyata dan tindak lanjut dari harapan kedua pemimpin negara Indonesia dan Malaysia untuk meningkatkan hubungan antara rakyat di kedua negara serumpun.

Piagam peresmian tersebut ditandatangani oleh Dr. Ary Ginanjar Agustian dari pihak Indonesia sebagai pemrakarsa gerakan persaudaraan ini dan Dato Husammudin Yacoob dari Malaysia.

Isi dari piagam tersebut antara lain adalah untuk membantu pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk menjaga persaudaraan dalam tingkatan masyarakat demi menjaga perdamaian antara kedua bangsa.

Kemudian, PSIM akan mengangkat segala persamaan dan menghormati perbedaan antara Indonesia dan Malaysia, serta akan melakukan langkah nyata untuk lebih mendekatkan ikatan emosional dan spiritual rakyat kedua bangsa.

Menurut Piagam PSIM, jika terdapat permasalahan diantara kedua negara tersebut, maka akan diselesaikan dengan dasar kekeluargaan, kemudia juga akan membangun sinergi dan kerjasama dalam aksi kemanusiaan Indonesia-Malaysia.

Piagam pernyataan persaudaraan ini didirikan berlandaskan tujuh nilai dasar yang mencakup, jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil dan peduli.

Menurut Ary Ginanjar, dengan terciptanya persaudaraan serumpun Indonesia-Malaysia akan dapat membangun sebuah tatanan dunia baru dari belahan timur yang akan menggantikan tatanan barat yang menjadi hegemoni selama ini.

Ary mengatakan bahwa kehancuran tatanan barat dari segi finansial yang terjadi belakangan ini merupakan sebuah pintu masuk bagi tatanan timur yang baru serta mencakup nilai kerukunan ikatan emosional dan spiritual.

"Momentum ini dapat kita jadikan landasan persaudaraan serumpun dengan hubungan yang harmonis," ujar Ary pada pidato penutupan acara tesebut.

Dengan terciptanya hubungan persaudaraan dua negara, Ary berharap untuk dapat bersama-sama merubah paradigma umat Islam yang identik dengan terorisme, karena kedua negara tersebut terkenal memiliki warga yang mayoritas muslim.

Kekuatan emosional, spiritual dan intelektual akan menciptakan kekuatan yang sangat hebat untuk menjadi sebuah tatanan dunia yang baru berlandaskan dengan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tutup Ary.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009