Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu mengutuk penajisan mesjid di desa di wilayah dudukan Tepi Barat oleh tersangka pemukim Yahudi.

Dalam pernyataan, ia dengan tegas mengecam serangan terhadap mesjid itu dan menyatakan memerintahkan pasukan keamanan bertindak dengan tekad menemukan pelaku dan membawa mereka ke pengadilan.

Penyerang merusak mesjid di Yasuf di Tepi Barat utara pada Kamis malam dan Jumat, menyemprotkan pesan kebencian dalam bahasa Yahudi dan membakar kitab suci.

Serangan itu dinyatakan dilakukan pegaris keras, yang marah akibat rencana membatalkan pembangunan permukiman.

Bentrok kemudian meledak saat warga desa melemparkan batu ke tentara Israel, yang dikirim untuk menyelidiki kejadian itu.

Pasukan keamanan menggunakan gas airmata untuk membubarkan ratusan warga desa marah, yang mencoba berpawai di permukiman dekatnya, Tappuah, sesudah Palestina menuduh pemukim di sana sebagai pelaku serangan itu.

Pada Sabtu, Presiden Israel Shimon Peres juga mengutuk serangan atas mesjid itu, menyebutnya tindakan penjahat terhadap semua asas nilai negara Israel.

"Pemerintah, pasukan keamanan dan semua yang berwenang harus tidak menghindari usaha menangkap yang bersalah," katanya dalam pernyataan.

Pada Jumat, Menteri Pertahanan Ehud Barak mengecam serangan itu dan menyebutnya perbuatan keji untuk merusak upaya pemerintah memajukan usaha bagi masa depan Israel.

Pemukim mengungkapkan kemarahan atas keputusan pemerintah melakukan penundaan 10 bulan atas izin pembangunan baru rumah warga Israel di Tepi Barat, di luar wilayah Arab caplokan, Yerusalem timur.

Masalah permukiman itu merupakan yang paling berduri dalam usaha perdamaian Palestina-Israel, yang mandek sejak tahun lalu.

Palestina menolak penundaan itu dengan menyebutnya tak cukup dan bersikeras tidak akan kembali ke meja perundingan, kecuali ada pembekuan mutlak pemukiman di Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur, yang mereka lihat sebagai ibukota negara terjanji mereka.

Daerah Tepi Barat bagian utara adalah tempat sejumlah pemukim Israel berhaluan paling keras, yang membela kebijakan pembalasan dan dengan dasar itu, mereka menyasar warga Palestina untuk membalas setiap tindakan pemerintah Israel, yang mereka anggap mengancam permukiman Yahudi.

Banyak pemukim menganggap mereka memiliki hak dari Tuhan untuk tinggal di tanah itu, yang menurut kitab Injil milik Israel, termasuk Tepi Barat.

Tentara Israel menyatakan penyerang menulis pesan penuh kebencian dalam bahasa Yahudi, selain membakar rak buku dan permadani.

Tentara Israel menyatakan kepada badan keamanan pemerintah Palestina bahwa pihaknya menganggap kejadian itu menyakitkan dan pasukan keamanan berusaha menangkap pelakunya, kata pernyataan tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009