Cianjur (ANTARA News) - Robi (15) siswa salah satu SMP Negeri di Cianjur, mengalami "shock" atau guncangan jiwa yang berat sampai tidak mampu berbicara selama beberapa jam akibat trauma dengan peristiwa perampasan motor yang dialaminya.

Informasi dihimpun ANTARA, Minggu, sepeda motor Mio warna silver bernomor polisi F 4958 WS, milik orang tua Robi, dirampas seorang pria yang awalnya meminta diantar mencari alamat di perumahan tempatnya tinggal.

Peristiwa itu, berawal ketika korban dan adiknya Iwan (8) tengah mengendarai sepeda motor mio keliling komplek perumahanya di BTN Griya Kondang Lestari, Desa Cikancana, Kecamatan Warung Kondang.

Saat melintas di salah satu blok di perumahan itu, ia dihentikan seorang pria tak dikenal, yang meminta korban menunjukan sebuah alamat.

Tanpa curiga dan merasa tahu alamat yang dituju pria tersebut, Robi kemudian mengantarkan pelaku setelah sebelumnya Robi menurunkan Iwan karena kapasitas jok motor tidak muat untuk berbonceng bertiga.

"Iwan yang diturunkan beberapa blok dari rumah ini, akhirnya berjalan kaki pulang dan menyebutkan Robi sedang mengantar orang yang mencari alamat. Kami belum curiga ketika itu," kata Aru paman korban.

Karena beberapa jam lamanya, Robi tidak kunjung pulang, sehingga membuat keluarga cemas dan berusaha mencari keliling komplek.

Upaya tersebut tidak membuahkan hasil dan keluarga mencari hingga keluar komplek. Ketika itulah beberapa orang tukang ojek yang biasa mangkal di depan komplek, memberi tahu keberadaan Robi.

"Meskipun kenal dengan ponakan saya, beberapa tukang ojeg tidak curiga Robi pergi dengan siapa karena pelaku menuntupi wajahnya saat melintas di depan pangkalan ojek itu," terang Aru.

Pencarian yang dilakukan akhirnya menemukan Robi di pinggir Jalan Raya Cianjur-Sukabumi yang berjarak 5 kilometer dari komplek tempatnya tinggal.

Saat ditemukan, Robi hanya bisa menangis dan tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Wajahnya pucat pasi, karena shock dengan peristiwa yang baru dialaminya.

"Ponakan saya hingga saat ini, belum bisa ditanya. Kami belum bisa lapor polisi, mungkin besok," tandas paman korban itu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009