Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Bentrokan-bentrokan di Pakistan baratlaut menewaskan 16 militan dan dua prajurit, kata militer, Senin, ketika jendral penting AS bertemu dengan para pejabat untuk membahas perang melawan kelompok garis keras.

Jendral David Petraeus berada di Pakistan untuk membicarakan strategi baru Presiden AS Barack Obama bagi perang di Afghanistan, yang kata Washington sangat bergantung pada upaya Pakistan menghancurkan pangkalan-pangkalan militan di sepanjang perbatasan.

Pemerintah Obama mendesak Islamabad melakukan tindakan lebih banyak untuk menangani Taliban dan militan yang terkait dengan Al-Qaeda di wilayah baratlaut yang berbatasan dengan Afghanistan, namun Pakistan sendiri juga sedang berusaha mengatasi kerusuhan militan yang meningkat di dalam negeri.

Senin pagi, militan meledakkan sebuah sekolah putri di kota Saddokhel di daerah Khyber, mengakibatkan seluruh lima ruang sekolah hancur meski tidak ada korban.

"Mereka adalah Taliban. Mereka adalah orang sama yang tidak ingin anak-anak memperoleh pendidikan," kata pejabat tinggi pemerintah Rahim Gul Khattak kepada AFP.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif di distrik Khyber pada September dalam upaya menghalau Taliban dan kelompok militan Lashkar-e-Islam.

Pasukan Pakistan juga meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Lima orang yang diduga gerilyawan tewas di daerah suku itu dalam 24 jam terakhir, kata militer dalam pernyataan harian yang merinci operasi mereka.

Pernyataan itu juga mengatakan, empat "teroris" tewas selama operasi penggerebekan di Swat, Pakistan baratlaut, yang terletak di luar kawasan suku namun merupakan pusat ofensif militer pada musim semi untuk membasmi Taliban.

Dalam insiden lain, dua prajurit Pakistan dan tujuh militan tewas dalam bentrokan Minggu di distrik suku Orakzai, sementara sejumlah helikopter meriam juga membom tempat-tempat persembunyian gerilyawan, kata sejumlah pejabat.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerh berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan, yang sedang digempur pasukan darat Pakistan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus tahun lalu, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Sebanyak 30.000 prajurit Pakistan kini mengambil bagian dalam ofensif terhadap sekitar 10.000 hingga 12.000 militan di kawasan suku semi-otonomi Waziristan Selatan yang dilanda kekacauan. Pekerja-pekerja bantuan mengatakan, ratusan ribu orang mengungsi akibat pertempuran itu.

Militer Pakistan sebelumnya meluncurkan ofensif besar-besaran setelah Taliban bergerak maju dari Swat ke Buner, ke arah selatan lagi menuju ibukota Pakistan, Islamabad, setelah Washington menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi keberadaan Pakistan, negara yang bersenjatakan nuklir.

Ofensif militer besar itu diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April, Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei. Ofensif itu mendapat dukungan dari AS, yang menempatkan Pakistan pada pusat strateginya untuk memerangi Al-Qaeda.

Swat dulu merupakan daerah dengan pemandangan indah yang menjadi tempat tujuan wisata namun kemudian berubah menjadi markas kelompok Taliban.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009