Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta, Selasa sore, melemah karena pelaku pasar mengkhawatirkan dampak kasus Century yang berlarut-larut.

"Masalah Bank Century menimbulkan kekhawatiran masyarakat apabila kasus itu berlangsung alot dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut," kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta Selasa.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah ke posisi 9.463/9.473 per dolar, terkoreksi 23 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnyag 9.440/9.450 per dolar AS.

Edwin Sinaga mengatakan, pasar uang masih negatif, karena tertekan oleh faktor internal,m meski faktor eksternal cukup positif, namun pelaku pasar lebih cenderung terpengaruh oleh faktor internal.

"Kami memperkirakan rupiah akan kembali melemah pada hari berikutnya, karena kekhawatiran atas kasus Bank Century makin kuat," ucapnya.

Meski demikian, lanjut dia pergerakan rupiah terlihat tidak jauh dari kisaran 9.450-9.475 per dolar. Rupiah agaknya sulit untuk bisa mendekati angka 9.500 per dolar.

Hal ini disebabkan Bank Indonesia (BI) menjaganya agar tidak mendekati angka 9.500 per dolar, karena bila mencapai angka batas Psikologis 9.500 per dolar, maka dikhawatirkan mata uang itu makin terpuruk, ucapnya.

Menurut Edwin Sinaga yang juga Dirut Finan Corpindo Nusa, rupiah sulit untuk bisa mencapai angka 9.400 per dolar, namun posisi yang terjadi saat ini dinilai cukup baik.

Ia mengatakan, apabila kasus Century dapat diselesaikan dengan cepat, maka rupiah diperkirakan akan kembali membaik yang didukung dengan aktifnya investor asing ke pasar domestik untuk bermain saham.

Masuknya pelaku asing untuk bermain saham, maka akan mendorong rupiah menguat tajam. Namun pemerintah diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.

"Kami optimis pemerintah akan berusaha maksimal dalam upaya dapat lebih fokus melaksanakan program ekonomi, sehingga semua aktifitas berjalan dengan baik," tuturnya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009