Paris (ANTARA News/AFP) - Prancis akan mengusir sekelompok orang Afghanistan dalam beberapa hari yang akan datang, tiga bulan setelah negara itu menutup sebuah kamp migran liar dekat Terusan Inggris, seorang pejabat kepresidenan mengatakan, Selasa.

Kepala staf presiden Claude Gueant mengatakan pada radio RTL, "tidak akan ada keraguan bagi (pengusiran orang-orang Afghanistan itu) dalam beberapa hari yang akan datang" dengan penerbangan charteran.

Kelompok bantuan pengungsi Cimade menjelaskan dalam sebuah pernyataan pada akhir pekan bahwa polisi telah memberitahu para imigran di kota Calais di Prancis utara itu, mereka akan diterbangkan dengan pesawat charteran Selasa.

Cimade mengatakan sedikitnya 11 warga Afghanistan akan dikirim pulang dan minta pada pemerintah untuk membalikkan keputusan itu.

Gueant Selasa menolak untuk memastikan tanggal tepatnya dan membela kebijakan mengirim pulang imigran ke Afghanistan, tempat pasukan Barat memerangi gerilyawan Taliban.

"Kerajaan Inggris telah mengirim pulang lebih dari seribu warga Afghanistan ke negara mereka setiap tahun, dengan persetujuan komisi hak asasi manusia Eropa," katanya. "Saya tidak melihat mengapa Prancis tidak akan melakukannya juga."

Itu akan menjadi yang terakhir dalam serangkaian pengusiran warga Afghanistan sejak penutupan September atas sebuah kamp migran "hutan" di Calais, tempat banyak imigran dan pengungsi berkumpul, berharap untuk melintasi selat tersebut ke Inggris.

Pada Oktober tiga warga Afghanistan dari Prancis dan 24 dari Inggris dipulangkan ke negara mereka yang dirusak-perang, yang memancing protes dari oposisi sayap-kiri dan kelompok kemanusiaan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009