Seoul (ANTARA News/AFP) - Korea Utara (Korut) berencana melarang warga asing memasuki negara itu, satu tindakan yang dapat menandakan kunjungan pemimpin Kim Jong Il ke China, kata sebuah laporan, Rabu.

Surat kabar Korea Selatan (Korsel) Chosun Ilbo, mengutip sumber-sumber di China, mengatakan larangan itu akan mulai berlaku 20 Desember sampai awal Februari.

Tidak jelas apakah semua pengunjung asing akan dilarang atau hanya mereka yang melintasi perbatasan China melalui jalan darat.

Satu sumber mengemukakan kepada surat kabar itu kantor bea cukai di sepanjang perbatasan itu biasanya tutup pada hari-hari libur sekitar Tahun Baru tetapi lamanya larangan itu tidak biasa terjadi.

Chosun memberitakan sejumlah ahli memperkirakan tindakan keamanan yang sangat ketat diberlakukan sebelum kunjungan lintas perbatasan oleh Kim, yang dikenal lebih senang bepergian menggunakan kereta api ketimbang pesawat.

Para pengamat lainnya menduga tujuan itu adalah untuk memungkinkan kerusuhan yang dipicu oleh revaluasi mata uang yang mengejutkan mereka baru-baru ini mereda.

Selasa kemarin menteri keamanan Korut Ju Sang Song memulai kunjungan ke China. Chosun mengatakan Ju mungkin akan berusaha meminta bantuan Beijing untuk menghentikan kemarahan rakyat Korut atas perubahan mata uang untuk melarikan diri secara massal.

Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan pihaknya tidak dapat mengkonfirmasikan perpanjangan penutupan perbatasan itu. Kantor-kantor bea cukai biasanya ditutup sekitar hari-hari libur Tahun Baru karena perdagangan sepi.

"Kami perlu menunggu dan melihat apakah situasi seperti biasa dan larangan sementara terhadap para warga asing, atau larangan biasa yang lebih diperpanjang untuk berbagai alasan lain," kata juru bicara Lee Jong Joo.

Badan Intelijen Nasional Korsel menolak memberi komentar Kelompok sosial Good Friends yang punya kontak dengan Korut, mengatakan pihaknya tidak tahu soal perpanjangan masa penutupan itu.

Kim mengunjungi China empat kali, terbaru Januari 2006 dengan menggunakan kereta api. Presiden China Hu Jintao Oktober mengundeng dia untuk mengunjungi China "pada waktu yang cocok".

Revaluasi mata uang yang diberlakukan 30 November dilaporkan menimbulkan kemarahan luas, kara pihak berwenang sebelumnya membatasi jumlah total uang kertas yang dapat ditukarkan dengan uang baru.

Chosun, Selasa memberitakan Pyongyang melakukan tindakan itu untuk menenteramkan rakyat revaluasi 110 menjadi satu setelah akan kerusuhan para pedagang pasar yang dilaporkan menyebabkan 12 orang dieksekusi.

Surat kabar itu mengatakan di antara tindakan lain pihak berwenang yang diizinkan adalah setiap orang hanya dapat menukarkan 100.000 won (30 sampai 40 dolar dalam nilai tukar pasar gelap lama) sampai 500.000 won.

Revaluasi itu menyebabkan harga barang-barang meningkat secara tajam, kata laporan-laporan itu. Good Friends mengatakan Pyongyang memerintahkan pasar-pasar terbuka ditutup selama tiga hari dari Senin karena harga-harga naik.

Parlemen Korut menyetujui undang-undang baru mengenai ekonomi itu, kata kantor berita resmi negara itu, Rabu. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009