Berlin (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan arahan kepada Ketua Delegasi RI di KTT Perubahan Iklim, Rahmat Witoelar, agar Indonesia terus mencari celah negosiasi di tengah ancaman kebuntuan perundingan di Kopenhagen.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat rapat terbatas di tempat menginap rombongan kepresidenan selama berada di Berlin, Rabu pagi pukul 08:00 waktu setempat atau pukul 14:00 WIB.

Dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh menteri yang ikut dalam rombongan serta para gubernur tersebut, Presiden menyempatkan melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Rahmat Witoelar yang sedang berada di lokasi tempat KTT Perubahan Iklim berlangsung, di Kopenhagen, Denmark.

"Kita rumuskan strategi kita pilih bukan konfrontasi tetapi partnership (kemitraan), bukan popularitas di depan media seolah-olah Indonesia teriak sana-teriak sini, namun kriteria keberhasilan ketika di Kopenhagen ada kesepakatan," kata Presiden kepada Rahmat Witoelar.

Rahmat yang kerap disapa dengan panggilan "kang" oleh Presiden Yudhoyono pada kesempatan itu melaporkan perkembangan perundingan di Kopenhagen termasuk masalah yang dihadapi dan berpotensi menimbulkan kebuntuan.

Setelah mendengarkan perkembangan terakhir dari delegasi RI di Kopenhagen, Presiden menyatakan Indonesia harus menjadi delegasi yang berperan dalam proses negosiasi dan tidak menggunakan pola ancaman walkout (keluar dari arena KTT) atau sejenisnya.

"PM Norwegia Stoltenberg menelpon saya dan meminta agar sore hari ini bertemu untuk menyerasikan langkah kita dengan baik, nanti kita rumuskan strategi kita. Pilihan kita bukan konfrontasi tetapi partnership," tegasnya.

Sementara kepada para menteri dan gubernur yang hadir, Presiden mengatakan perlunya Indonesia mempersiapkan baik-baik implementasi dari keputusan Indonesia mengurangi emisi 26 persen pada 2020.

Presiden meminta agar potensi hambatan pemenuhan target itu diperhitungkan.

Kepala Negara juga mengingatkan pertemuan di Kopenhagen akan alot seperti Bali namun dengan pendekatan yang ada diharapkan tidak terjadi jalan buntu.

"Pengalaman di Bali, COP seperti ini forum negosiator, bukan leader (pemimpin), kalau G-20 leader kalau yang di sini yang bertarung ya negosiator. Pengalaman di Bali mereka pulang dulu karena putus asa no deal (tidak ada kesepakatan)," kata Presiden.

Namun itu semua katanya, bisa dikurangi dengan upaya-upaya pendekatan non konfrontatif.

Rapat terbatas berlangsung sekitar satu jam, pada Rabu siang Presiden dijadwalkan bertolak ke Kopenhagen.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009