Muara Teweh (ANTARA News) - Peserta Borneo Equator Expedition (BEE) 2009 yang diikuti offroader nasional dan luar negeri yang mengendarai mobil dan motor, terjebak di wilayah hutan Kalimantan Tengah selama tiga malam.

"Peserta tidak bisa melanjutkan perjalanan dan terpaksa tidur tiga malam di hutan wilayah Kabupaten Katingan, Kalteng karena jalan rusak akibat hujan lebat," kata Direktur Operasi BEE 2009, Syamsir Alam saat tiba di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kamis.

Event olah raga petualangan BEE dengan rute perjalanan melintasi tiga provinsi di Pulau Kalimantan yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalteng ini diikuti sekitar 30 unit mobil termasuk panitia dan enam motor jenis trail.

Peserta dari Jakarta, Bandung, Pontianak, Surabaya dan Kaltim termasuk mantan Kapolri Roesmanhadi, serta peserta Inggris, Australia, dan Itali.

Menurut Syamsir, akibat medan berat tersebut mobil dan motor tidak bisa melintasi jalan di tengah hutan Kalteng sehingga waktu jadwal perjalanan semestinya pada Selasa (15/12) rombongan sudah tiba di Muara Teweh.

"Namun karena medan cukup berat sehingga kami baru datang di sini (Muara Teweh) pada Kamis (17/12)," jelasnya.

Dia menjelaskan, saat ini sejumlah peserta masih melakukan perbaikan mobil di Muara Teweh, melihat kondisi parahnya kerusakan diperkirakan menginap.

"Kami masih menunggu sejumlah peserta memperbaiki mobilnya, kalau memang tidak bisa kemungkinan besar tidak bisa melanjutkan perjalanan dan tidur di Muara Teweh," katanya.

Direncanakan rute perjalanan selanjutnya menuju Kabupaten Kutai Barat, Kaltim dan memasuki akhir perlombaan (finish) di kota Bontang.

BEE 2009 tersebut sebelumnya membutuhkan waktu perjalanan selama 14 hari dengan pemberangkatan dimulai dari Pontianak, Kalimantan Barat pada Minggu (6/12) lalu dan berakhir di Bontang, Kaltim pada Minggu (20/12).

"Karena banyak kendala di lapangan akibatnya jadwal perjalanan tertunda," katanya.

Kedatangan rombongan BEE termasuk mantan Kapolri Roesmanhadi di Muara Teweh disambut Bupati Barito Utara, Achmad Yuliansyah.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009