Pangkalpinang (ANTARA News) - Transaksi perhiasan emas menjelang Natal di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), sepi karena daya beli masyarakat lesu.

Andre, pedagang perhiasan emas di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Kamis, mengatakan, transaksi perhiasan emas menjelang Natal sepi, sehingga omzet para pedagang menurun drastis.

"Biasanya transaksi perhiasan emas menjelang tahun baru dan Natal cukup tinggi, namun pada akhir tahun ini belum ada peningkatan yang berarti," ujarnya.

Ia mengatakan, transaksi emas sepi disebabkan hasil dan harga bijih timah menurun drastis, demikian juga harga dan hasil perkebunan seperti lada, cengkih, kakao, karet dan sawit menurun dengan harga yaang rendah.

"Rata-rata perekonomian masyarakat Kota Pangkalpinang khususnya masyarakat di perdesaan ditopang hasil perkebunan hasil tambang bijih timah, lada, karet dan sawit, ketika harga dan hasil komoditi tersebut turun, maka daya beli masyarakat pun juga ikut merosot," ujarnya.

Selain itu, kata dia, transaksi perhiasan emas juga dipengaruhi harga perhiasan emas yang masih tinggi karena harga emas dunia masih bertahan tinggi dan menguatnya nilai tukar dollar AS terhadap rupiah.

Ia menjelaskan, harga perhiasan emas pada Kamis (17/12) turun tipis jika dibandingkan harga pada Selasa (15/12).

Harga emas kadar 24 karat turun tipis menjadi Rp130 ribu per mata dari harga sebelumnya Rp135 ribu per mata, dan harga emas kadar 20 karat turun menjadi 102 ribu per mata dari harga sebelumnya Rp110 ribu per mata.

"Pada saat harga emas masih tinggi, masyarakat yang mempunyai uang enggan untuk membeli emas sebaliknya mereka cenderung untuk menjual perhiasan emasnya.

Transaksi perhiasan emas masih didominasi masyarakat perkotaan sedangkan masyarakat dari desa kurang," ujarnya.

Menurut dia, diperkirakan transaksi emas menjelang natal masih akan didominasi masyarakat yang akan menjual karena butuh dana besar untuk menyambut Natal.

"Sementara itu, harga perhiasan emas diperkirakan akan kembali turun seiring menguatnya rupiah terhadap dolar AS," ujarnya.

Ace, pedagang perhiasan emas lainnya, mengatakan, transaksi perhiasan masih sepi jika dibandingkan saat harga emas Rp96 ribu per mata transaksi cukup ramai.

"Saat ini meski harga perhiasan emas turun namun belum berpengaruh terhadap transaksi emas, karena menjelang Natal masyarakat cenderung untuk membeli kebutuhan primer dari pada membeli perhiasan emas," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009