Seoul (ANTARA News) - Kejaksaan Korea Selatan, Jumat, menahan seorang mantan perdana menteri untuk diperiksa berkaitan tuduhan-tuduhan bahwa dia menerima suap dari seorang pengusaha yang berusaha mendapatkan pekerjaan dari negara.

Seperti dilaporkan AFP, Han Myeong-Sook menolak untuk dihadapkan secara suka rela di hadapan para penuntut. Dia membantah tuduhan-tuduhan itu dan mengatakan bahwa pemeriksaan itu bermotif politik di bawah pemerintah konservatif sekarang.

Para penuntut mengatakan, Han ditahan di kantor yayasan kenangan mendiang presiden Roh Moo-Hyun di Seoul, dan akan dibebaskan setelah diperiksa.

Dia menjabat dari 2006-2007 sebagai perdana menteri di bawah Roh, yang bunuh diri pada Mei lalu dengan melompat ke jurang setelah diperiksa mengenai pembayaran kepada anggota keluarga lain.

Han, 65 tahun, dicurigai menerima 50.000 dolar dari pengusaha Kwak Young-Wook untuk mendapatkan jabatan tinggi baginya di perusahaan listrik milik negara.Kwak kini ditahan dengan tuduhan melakukan penggelapan.

Penahanan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan politik berkaitan dengan proyek perbaikan saluran air berbiaya besar yang didesakkan oleh Presiden Lee Myung-Bak, untuk mengurangi banjir dan mengatasi kekeringan.

Para anggota parlemen oposisi Kamis menduduki ruang sidang keparlemenan dengan poster yang menentang proyek itu, suatu proyek besar `Kesepakatan Hijau Baru` pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja dan meletakkan landasan kerja bagi pertumbuhan ekonomi mendatang.

Proyek itu akan menelan biaya 22,2 triliun won (18,7 miliar dolar) pada 2012.Lee menyebut proyek yang meliputi empat sungai itu sebagai `tonggak sejarah penting` bagi upaya memerangi polusi, mengikis kekurangan air, menangani sumber air secara efektif dan membentuk fasilitas pariwisata.

Pihak oposisi mengatakan, proyek itu akan menyebabkan anggaran Korea Selatan mengalami kemerosotan.

Para pakar lingkungan juga mengajukan kekhawatiran mengenai kontaminasi air dan gangguan ekosistem.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009