Banjarmasin (ANTARA News) - Terompet Tahun Baru pada Minggu terlihat mulai ramai diperdagangkan di Banjarmasin, ibukota provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) oleh para pedagang musiman dari luar pulau.

Pedagang terompet yang terbuat dari kertas dan biasanya ditiup ramai-ramai pada malam Tahun Baru itu, datang dari Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng).

Pedagang itu rata-rata anak muda yang usianya belum 30 tahun dan datang ke "kota seribu sungai" Banjarmasin secara berombongan, dengan naik kapal laut.

Seperti Jono (29), warga Jateng yang hanya sempat menikmati pendidikan sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), bersama belasan temannya mencoba mengadu nasib ke Kalsel, dengan berjualan terompet tahun baru tersebut.

"Kami ke Banjarmasin mencoba mengadu nasib dengan berjualan terompet, sesudah itu kembali ke Jawa. Tapi syukur-syukur kalau ada pekerjaan lain yang menjanjikan pasca berjualan terompet," ujar anak muda yang mengaku masih lajangan tersebut.

"Oleh karenanya, sambil berjualan, juga kami terkadang mencoba menawarkan jasa untuk bisa bekerja di Banjarmasin atau di Kalsel," lanjut tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu.

Selama di Banjarmasin, mereka mengontrak bedakan atau sejenis barak, untuk mereka menginap serta mempersiapkan barang dagangannya, yang digelar sore hari bersama pedagang kaki lima (PKL) lain.

Ketentuan di Kota Banjarmasin, PKL baru boleh menggelar dagangan atau berjualan di pinggir-pinggir jalan utama, mulai pukul 15:00 Wita hingga malam hari.

Sedangkan harga terompet yang mereka jual itu cukup beragam, tergantung model atau bentuk, misalnya yang sederhana ukuran kecil sekitar Rp3.000/buah, ukuran sedang Rp3.500/buah dan ukuran panjang Rp4.000/buah.

Sementara harga terompet yang bentuknya melingkar seperti tanduk kerbau, untuk ukuran sedang Rp15.000/buah dan ukuran besar Rp22.500/buah.

Para pedagang terompet itu berharap agar cuaca tetap mendukung hingga menjelang malam Tahun Baru 2010.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009