Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3), Fuad Baradja mengatakan, kemauan politik pemerintah dalam menanggulangi bahaya merokok masih lemah.

"Industri rokok masih bisa `bermain` dengan memanfaatkan lemahnya `political will` (kemauan pemerintah)," kata Fuad dalam acara Kampanye Penyuluhan Kawasan Dilarang Merokok di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Senin.

Ia mencontohkan, industri rokok masih bisa menjajakan bungkus rokoknya di Indonesia dengan memperlihatkan bungkusan dengan kemasan yang menarik dan menampilkan figur-figur model yang gagah dan rupawan.

Padahal, ujar dia, di sejumlah negara lainnya, rokok biasanya dijual dalam kemasan bungkus yang menampilkan gambar-gambar akibat dari terlalu banyak merokok, seperti paru-paru yang menghitam atau susunan gigi yang rusak dan menguning.

Berbagai gambaran yang "menjijikkan" tersebut, adalah agar membuat orang-orang bisa melihat secara langsung apa efek dari rokok terhadap diri mereka.

Namun, di Indonesia biasanya hanya terdapat tulisan bahwa "merokok membahayakan kesehatan" dan seterusnya, yang efeknya jauh lebih kecil dibandingkan dengan efek gambar seperti yang terdapat dalam bungkus rokok yang dijual di luar negeri.

Untuk itu, Fuad meminta kepada pemerintah agar segera meratifikasi Konvensi Pengendalian Tembakau WHO yang hingga kini telah diratifikasi sekitar 160 negara.

Ia juga memaparkan, rokok adalah masalah yang sulit untuk diatasi di Indonesia karena merokok dianggap sebagai bagian dari "budaya" dan bahkan ada yang menganggapnya sebagai kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, persoalan lainnya adalah gencarnya iklan rokok, dan banyaknya mitos seputar rokok sehingga benda tersebut tidak dipahami sebagai barang adiktif dengan tingkat kecanduan yang sangat tinggi.

Salah satu mitos dari rokok, ujar Fuad, adalah adanya jenis rokok yang mengandung kadar nikotin ringan sehingga dianggap tidak membahayakan."Seolah-olah kadarnya lebih ringan, padahal bahayanya sama saja," katanya.

Ia juga mengatakan, cara termudah bagi orang agar tidak kecanduan rokok adalah dengan tidak pernah memulai atau mencoba-coba untuk merokok.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009