Jakarta (ANTARA News) - Direktur Perencanaan Makro Bappenas Bambang Prijambodo mengatakan, inflasi di Desember 2009 tetap terjaga dan bisa di bawah 0,5 persen meski akan ada tambahan permintaan terkait dengan Natal dan Tahun Baru.

Tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, meski Desember diperkirakan akan mengalami inflasi namun akan lebih terjaga, katanya di Jakarta, Selasa.

Ia menilai, Desember 2009 saat ini akan berbeda dengan 2008 karena saat itu krisis ekonomi sedang berada dalam tahap puncaknya yang mendorong resesi dunia. Sehingga, pada 2008 itu, Desember mengalami deflasi 0,04 persen.

Namun pada 2009 ini juga berbeda dengan 2007 karena saat itu dunia tidak dalam keadaan krisis dan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tertingginya setelah krisis 1998 yaitu mencapai 6,32 persen.

Menurut dia, pada 2007 tersebut inflasi Desember berdasarkan survei biaya hidup 2002 mencapai 1,1 persen. Namun ia mengatakan, karena inflasi pada 2008 dan 2009 itu berdasarkan survei biaya hidup 2007, maka inflasi Desember 2007 yang didasarkan survey biaya hidup 2007 hanya sebesar 0,5 persen.

"Menurut saya, dengan survei biaya hidup 2007 maka di Desember 2007 tersebut inflasi hanya sebesar 0,5 persen, dan hal inilah menurut saya yang lebih tepat menjadi dasar untuk membandingkannya dengan Desember 2009. Bila Desember 2007 yang saat itu ekonomi sedang bergelora dan tanpa ada krisis inflasi hanya 0,5 persen maka saya meyakini saat ini, dimana ekonomi meski terus mengalami perbaikan, namun masih jauh dari pulih menjadi keadaan normal, saya kira angka 0,5 persen ini cukup relevan, dan bisa lebih rendah lagi," katanya.

Ia mengatakan, meski even Natal dan Tahun Baru akan mendorong permintaan, namun tidak akan membuat inflasi melonjak pada bulan di akhir tahun ini, hal ini karena Natal dan Tahun Baru kali ini masih berada dalam spektrum perbaikan perekonomian global yang juga masih dibayangi situasi krisis.

Artinya dari sisi permintaan maka tidak akan terjadi lonjakan yang luar biasa, yang berbeda dengan kondisi perekonomian yang normal dalam pertumbuhan yang tinggi, katanya.

Sementara itu, dari sisi penawaran, menurut dia, stok (cadangan) bahan-bahan pokok di dalam negeri terjaga. Hal ini juga didukung oleh harga bahan pangan dunia , seperti gula, beras dan juga `palm oil yang juga dirasa stabil meski ada kecenderungan meningkat.

Untuk beras dampak harga di tingkat internasional terhadap pembentukan harga di dalam negeri tidak telalau besar saat ini, karena impornya juga kecil. Sementara untuk `palm oil`, gula kedelai, meski dalam kecenderungan meningkat namun tipis, katanya.

Sedangkan faktor nilai tukar menurut dia, berpengaruh netral terhadap inflasi karena rupiah diperkirakan stabil di sekitar Rp9.500.

Sehingga pengaruh nilai tukar terhadap pembentukan harga melalui impor hampir netral, katanya.

Untuk itu, ia memperkirakan inflasi pada bulan Desember ini akan moderat ke bawah di sekitar 0,5 persen. Dengan kemungkinan lebih rendah 0,3 persen dan kemungkinan tertingginya berada di sekitar 0,7 persen.

Dengan inflasi tahun kalender Januari-November yang sebesar 2,45 persen atau dibulatkan ke atas 2,5 persen itu, Ia memperkirakan selama keseluruhan tahun inflasi berada di sekitar tiga persen dengan plus minus 0,2 persen.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009