Jakarta (ANTARA News) - PT Sari Husada bekerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menganugerahkan Srikandi Award bagi 10 Program Pos Bhakti Bidan terbaik dari Semarang, Demak, Kaltim, Bandung, Kab Grobogan, Kab Gunung Kidul, Kab Pati, Ketapang Kalbar, Kota Padang dan Kab Jepara.

Program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 dipresentasikan dihadapan tim juri dipimpin oleh Dr Kartono Mohammad (mantan Ketua IDI), di Jakarta, Selasa, selanjunta penyerahan Srikandi Award akan dilakukan oleh Meneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Agum Gumelar pada Malam Penganugerahan Srikandi Award 2009, Rabu (23/12).

10 Program dari 150 program yang dieksekusi dinilai menyentuh kebutuhan kaum ibu dan memenuhi kriteria dalam upaya mempercepat pencapaian Program MDGs (Tujuan Pembanguan Milenium 2015) no. 4 tentang penurunan angka kematian anak dan no 5 yaitu meningkatkan kesehatan maternal.

Srikandi Award merupakan apresiasi bagi para bidan yang menjalankan program pembangunan kesehatan berdasarkan inisiatif tanggung jawab social mereka yang melibatkan tokoh dan anggota masyarakat di mana bidan tersebut berdomisili.

Presiden Direktur PT Sari Husada, Budi Isman mengatakan, pihaknya terpacu untuk ikut berperan dalam percepatan pencapaian program MDGs yang harus terpenuhi di tahaun 2015.

"Alasan inilah yang melatarbelakangi kami memberikan apresiasi kepada bidan yang menjadi teladan dan tokoh di masyarakat dalam upaya pembangunan kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak," katanya.

Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih menjadi satu permasalahan penting di Indonesia. Data Survei demografi Indonesia tahun 2005 menunjukkan, terdapat 228 kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. Dan terdapat 34 bayi meninggal dalam setiap 1000 kelahiran hidup.

Data ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki angka kematian ibu dan bayi tertinggi dibandingkan negara lain di kawasan ASEAN. Pemerintah menargetkan di tahun 2015 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu hingga menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kemtaian bayi sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.

Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia, Harni Koesno mengatakan kondisi geografis, sosial, ekonomi dan kultur Indonesia yang sangat beragam telah menantang para Bidan untuk dapat mencapai target tersebut dan ini bukanlah hal yang mudah.

Melalui program Pos Bhakti Bidan ini para bidan diajak untuk mencari solusi dan berperan aktif serta kreatif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial dan kesehatan di daerahnya terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas kesehatan anak dan ibu yang antara lain berupa kelas-kelas edukasi, penyediaan fasilitas kesehatan serta pengadaan program pemberian makanan tambahan dan posyandu yang lebih intensif untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

"Bahkan ada yang melakukan penyediaan air sumur bor dan beternak lele untuk meningkatkan gizi masyarakat," ujarnya.

Koordinator Program Pos Bhakti Bidan, Ruslidjah Siahaan mengatakan antusiasme para bidan terbukti dengan adanya 500 proposal yang masuk dari berbagai daerah di Indonesia pada tahun 2009 ini. Yang sangat krusial terpilih 150 program dan telah dilaksanakan dengan baik dan memberikan hasil perbaikan kondisi kesehatan yang nyata bagi masyarakat.(*)
 

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009