Jakarta (ANTARA) - Festival Film Sarajevo digelar secara daring, Jumat (14/8), akibat pandemi virus corona yang membuat penyelenggara mengubah rencana awal.

Baru sepuluh hari lalu penyelenggara memasang layar besar di bioskop terbuka dan menempatkan kursi dalam jarak aman sesuai aturan pembatasan jarak. Penyelenggara mewajibkan masker dan desinfektan di pintu masuk bioskop.

Namun peningkatan jumlah kasus virus corona di ibu kota Bosnia sejak awal Juli setelah pada pelonggaran pembatasan wilayah menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan penonton, staf dan tamu festival.

"Meski kami menantikan festival bersama penonton, kami memutuskan untuk memulainya tanpa penonton, tanpa mengambil risiko," kata direktur festival Mirsad Purivatra.

Baca juga: "Nomadland" hingga "Ammonite" masuk jajaran TIFF 2020

Baca juga: Tissa Biani jadi Duta Festival Film Indonesia 2020


"Saya kira ini keputusan paling rasional," kata Purivatra kepada Reuters.

Festival Film Sarajevo dibentuk pada 1995 sebagai bentuk pembangkangan terhadap pasukan Serbia yang mengepung ibu kota Bosnia selama 43 bulan. Itu berkembang jadi kompetisi film dan platform industri terbesar di wilayah yang membentang dari Wina hingga Istanbul.

Jumlah kasus virus corona dan kematian akibat COVID-19 meningkat hampir dua kali lipat bulan lalu, masing-masing menjadi 15.535 dan 469, per Jumat (14/8).

Namun penyelenggara bersiap menghadapi kemungkinan terburuk dan mengatur acara secara daring agar lebih dari 180 film bisa diakses pencinta film di Bosnia, negara Balkan lain dan tempat lainnya di Eropa.

Festival ini dibuka dengan film "Focus, Grandma" dari sineas Pjer Zalica, dan akan jadi tempat kompetisi 49 film dari empat kategori berbeda untuk merebut penghargaan Heart of Sarajevo.

Tamu yang sudah dikonfirmasi datang, namun akhirnya batal, adalah sutradara pemenang Oscar Michel Hazanavicius yang jadi ketua juri kompetisi utama, aktor Denmark Mads Mikkelsen, penerima Honorary Heart of Sarajevo.

Baca juga: Festival Film Sundance 2021 hanya akan dihelat selama seminggu

Baca juga: Enam film Indonesia ini tayang terbatas di laman Festival Film Locarno

Baca juga: Festival Film Tokyo tahun ini tetap digelar secara luring

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020