Garut (ANTARA News) - Mertua Noordin M. Top, Baridin semula mengaku bernama Usmani dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat pertama kali melapor ke Ketua RT.04/10, di kampung Banyuasih desa Pamalan Cikelet Garut, enam bulan lalu.

Ketua RT. 03/10 Elan Suherlan menyebutkan, Sabtu, dalam KTP yang dilaporkan ke RT.04 itu Baridin tercatat penduduk Sleman, Yogyakarta.

Baridin kemudian menempati rumah gubuk berukuran 6 m2 berdekatan dengan tetangganya Samino, sama-sama menjadi penyadap kelapa untuk gula merah, katanya.

Samino baru mengetahui nama asli Usmani adalah Baridin setelah pihak Densus 88 menangkap teman seprofesinya itu pada Kamis dini hari.

Samino mengaku, selama ini sama sekali tak menyangka tetangganya tersebut buronan polisi serta mertua gembong teroris Noordin M. Top, meski sempat melihat banyak kabel dan satu pesawat televisi kecil, ujarnya.

Sebelumnya Baridin pun melakukan pendekatan dengan warga setempat, untuk diajari memproses pembuatan gula merah, selanjutnya menjadi buruh pembuatan gula aren, katanya.

Baridin selama berdomisili di kampung Banyuasih desa Pamalayan kecamatan Cikelet, 120 km arah selatan dari pusat kota Garut selain berprofesi penyadap kelapa untuk gula merah, dikenal pula oleh warga setempat ahli listrik. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009