Garut (ANTARA News) - Kondisi arus lalu lintas jalur Garut-Bandung yang cukup padat pada  Minggu (27/12) malam hingga timbul i kemacetan pada beberapa lokasi, makin parah dengan  hujan deras disertai angin kencang hingga menjelang Senin dini hari.

Dari arah Garut kemacetan antara lain terjadi pada lintasan jalan di depan pasar Leles serta selepas pintu gerbang perbatasan kabupaten Garut dan Bandung atau selepas tanjakan Kampung Lebak Jero.

Dari arah Bandung berlangsung mulai selepas lintasan Parakan Muncang hingga melewati jalan cagak atau pertigaan Bandung-Garut-Tasikmalaya, demikian pemantauan langsung wartawan ANTARA News semalam.

Sehingga total antrian kendaraan bisa mencapai belasan kilometer, yang sejak sore mendapat pengaturan dari jajaran Satlantas Polwil Priangan, mereka pun diguyur hujan deras.

Kemacetan pada tanjakan Nagrek, selain akibat terdapat beberapa kendaraan mogok juga terjadi karena seringnya melintas kereta api di kampung Nagrok serta di kecamatan Kadungora Garut.

Menyusul pada kedua lintasan kereta api tersebut, hingga kini masih belum dibangun "fly over" (jalan layang), sebagaimana kerap dikemukakan Kapolwil Priangan Kombes Anthon Charliyan.

Hingga menjelang Senin dini hari, terpaksa dilakukan buka-tutup arus kendaraan di lintasan Nagrek tersebut.

Kepadatan serta kemacetan arus lalu lintas, juga dirasakan para pengendara sepeda motor yang terpaksa banyak melintasi bahu jalan termasuk trotoar.

Hambatan arus lalu lintas juga adalah genangan air yang meluber ke badan jalan mulai selepas Nagreg hingga menjelang lintasan kampung Tarogong Garut.

Kepadatan arus lalu lintas berlangsung dari kedua arah, dengan kondisi jalan licin hingga memasuki lintasan Garut selatan, yang juga banyak longsoran tanah merah dari perbukitan sekitarnya dan luapan air drainase.

Genangan air hujan dari selokan kiri dan kanan jalan, berlangsung pula pada beberapa lokasi ruas jalan di perkotaan Garut, yang hingga berita ini disusun masih diguyur hujan namun tetap banyak dilintasi kendaraan yang mengakhiri libur bersama.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009