Jakarta (ANTARA News) - Prita Mulyasari akan menggunakan "Koin Prita" yang jumlahnya mencapai Rp810,940 juta untuk bantuan kemanusiaan.

"Saya dan teman dari `Koin Keadilan` memiliki tujuan yang sama untuk tujuan kemanusian," kata Prita Mulyasari dalam konferensi pers hasil perhitungan "koin Prita" di Bank Indoneisa (BI) di Jakarta, Rabu.

Prita dalam waktu dekat akan berdiskusi dengan "Koin Keadilan", penggerak pengumpulan koin untuk membantu Prita.

"Saya akan duduk bareng dengan teman dari `Koin Keadilan` untuk membicarakan bentuk kemanusian apa. Insya Allah dalam waktu dekat ini," kata Prita.

Sedangkan Koordinator Koin Keadilan Yusro M Santoso mengatakan bahwa pihaknya berhasil mengumpulkan koin sebanyak Rp707,915 juta. Sisanya Rp103,024 juta diterima langsung oleh Prita dari beberapa donatur melalui cek.

Menurut Yusro, dari hasil pengumpulan Koin Keadilan senilai Rp92,353 juta telah disetorkan ke Bank Mandiri pada 23 Desember 2009 dan Rp615,562 juta diserahkan kepada BI untuk dihitung.

Yusro menyebut ada selisih penghitungan yang semula hanya Rp610 juta, setelah dihitung BI meningkat menjadi Rp615 juta.

"Peningkatan ini disebabkan karena relawan menghitung secara manual dan uang yang tidak berlaku tidak dihitung, namun oleh BI masih berlaku sehingga meningkat," kata Yusro.

Sementara Direktur Peredaran Uang BI Edi Siswanto menyatakan, setelah dihitung uang logam "Koin Prita" mencapai Rp589,073 juta, sedangkan uang kertas Rp26,488 juta.

Menurut Edi, penghitungan "koin Prita" ini mengalami kelambatan, karena diperkirakan membutuhkan waktu dua hari sejak 23 Desember 2009, ternyata baru selesai Rabu ini.

"Ini disebabkan koinnya belum dipisahkan dan bahkan ada yang diselotif (digabungkan dengan selotif) sehingga membutuhkan waktu untuk memisahkan," kata Edy.

Edi juga mengatakan "Koin Prita" ini dihitung dengan menggunakan enam mesin pengitung uang logam.

Selain uang logam dan uang kertas, lanjut Edy, BI juga menemukan uang asing yang terdiri dari lima uang kertas dan 1.599 uang logam.

"Untuk uang asing ini, terutama logam, kami akan usahakan kepada pedagang valas untuk ditukarkan ke rupiah," jelas Edi. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009