Menurut saksi mata, Parsin, saat kejadian kios batagor itu tengah dibanjiri pembeli. Pengunjung kemudian berhamburan keluar dan tidak da korban dalam musibah itu.
Pohon yang berdiameter sekitar satu meter tersebut menimpa kanopi tempat jualan batagor. Terlihat beberapa orang petugas dari Dinas Pertamanan tengah memotong pohon tersebut agar dapat dievakuasi dari atap bangunan.
Akibat ambruknya Pohon Angsana tersebut, pemiliknya merasa dirugikan karena untuk sementara rumah makannya tidak bisa untuk berjualan.
"Saya tidak tahu, apakah harus ganti rugi atau tidak, karena melihat kejadian dulu di depan rumah tidak diganti oleh Distam," kata Lie Kwee Thay (53) pemilik usaha Batagor Kingsley.
Ia mengaku tidak bisa berjualan apalagi teras halamannya yang biasa dipakai berjualan kini hancur berantakan.
"Kalau melihat keadaan ini paling sekiat tiga minggu tidak berjualan, jelas rugi apalagi ini tahun baru dan weekend," ujarnya.
Ia mengaku, sempat membuat proposal kepada RW agar disampaikan kepada Dinas Pertamanan untuk memeriksa kembali apakah pohon tersebut berbahaya atau tidak. Namun menurut RW dibutuhkan Rp 750 ribu untuk biaya pemeriksaan.
"RW bilang waktu itu, kalau mau diperiksa itu harus ada biaya sebesar Rp 750 ribu per pohon," imbuhnya.
Lebih lanjut Beni mengatakan, dia sudah lama menyadari bahwa akar pohon tersebut sudah keropos dan banyak tikus yang bersarang di akar pohon tersebut.
Sebelumnya, menurut Beni, beberapa kali sempat ada ranting patah yang berjatuhan, bahkan pada 2008 ranting yang patah membuat seorang tukang parkir yang tertimpa harus dioperasi.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
