Teheran (ANTARA News/Reuters/AFP) - Puluhan ribu warga Iran yang mendukung pemerintah kemarin berpawai di berbagai kota di seluruh penjuru negara itu  dengan menyatakan kepatuhan mereka dan menuding para pemimpin oposisi sebagai penyebab kerusuhan di negara Islam itu.

Kepala Polisi Iran Esmaeel Ahmadi Moghaddam memperingatkan pendukung pemimpin oposisi Mirhossein Mousavi bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas jika mereka mengikuti aksi unjuk rasa ilegal anti pemerintah, tiga hari setelah delapan pengunjuk rasa tewas dalam demonstrasi.

Puluhan ribu orang ikut serta dalam unjuk rasa pro pemerintah yang disiarkan televisi secara langsung. Mereka meneriakkan slogan yang mengecam pemimpin oposisi Mousavi dan Mehdi Karoubi, tokoh moderat yang kalah dalam pemilihan presiden.

"Saudara hendaknya menyatakan penyesalan...jika tidak sistem akan menilai Anda sebagai mohareb (musuh Tuhan)," kata ulama Ahmad Alamolhoda kepada para pembaharu dalam unjuk rasa di Teheran, demikian stasiun TV negara melaporkan.

Berdasarkan hukum syariah Islam Iran, hukuman bagi seorang mohareb adalah mati.

Di ibu kota Iran itu, kumpulan massa membakar bendera-bendera Amerika dan Inggris.

Sejauh ini belum ada kata yang dikeluarkan pendukung oposisi di jalan-jalan pada Rabu.

Dalam kerusuhan berdarah di Iran sejak pemilihan presiden pada 12 Juni lalu, delapan orang tewas Minggu dan sedikitnya 20 tokoh pro pembaharuan, termasuk tiga penasehat senior Mousavi ditahan.

Buntut dari konflik politik di dalam negeri pasca pemilihan itu, seorang wakil pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei mengatakan Selasa bahwa pemimpin oposisi merupakan "musuh Tuhan".

Laporan televisi terkait unjuk rasa propemerintah dari berbagai kota memperlihatkan warga meneriakkan "Mousavi betanggung jawab atas pertumpahan darah..Kami mendukung Pemimpin Tertinggi kami". Di antara mereka ada yang membawa gambar-gambar Khamenei.

Aksi unjuk rasa serupa di pelosok negara itu juga terjadi Selasa.

Aksi unjuk rasa Rabu diserukan oleh para ulama, sekolah-sekolah agama dan Angkatan Bersenjata Iran sebagai tanggapan atas serangkaian protes oposisi menentang terpilihnya kembali Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

Laman-laman oposisi memberitakan sejumlah pabrik milik negara telah menyediakan alat angkut bagi pegawainya untuk ikut pawai dan pasar-pasar tradisional tutup di sejumlah kota.

Para penganut garis keras marah setelah ribuan pendukung oposisi menggunakan klimaks Asyura, hari suci bagi pengikut Syiah, Minggu berunjuk rasa, dengan mengutuk demonstrasi itu.

Kepala Polisi Iran tersebut menyatakan bahwa 300 dari 500 perusuh yang ditangkap oleh polisi pada akhir pekan masih dalam tahanan.

Masih ada perusuh yang ditahan oleh pihak keamanan lain, tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009