Bantul (ANTARA News) - Sejumlah jalan di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang menuju ke objek wisata Pantai Parangtritis, Kamis malam dipadati kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat.

Dari pantauan, iring-iringan kendaraan itu sebagian besar menuju selatan, yakni menuju ke objek wisata Pantai Parangtritis dan sekitarnya.

Seperti terlihat di jalan Parangtritis, jalan Imogiri serta jalan Bantul, iring-iringan sepeda motor dan mobil memadati jalan-jalan tersebut.

Pengendaranya sebagian besar anak muda, yang sebagian dari mereka sambil meniup terompet.

Akibat padatnya arus kendaraan menyebabkan sejumlah persimpangan jalan seperti di simpang empat Manding, Bakulan, dan simpang tiga Tembi terjadi antrean panjang hingga beberapa puluh meter saat menunggu lampu pengatur lalu lintas menyala hijau.

Sementara itu, di berbagai tempat strategis berkumpul warga dalam jumlah banyak, mereka menunggu detik-detik pergantian tahun. Mereka tampak bergerombol di pusat keramaian seperti di Pasar Seni Gabusan, dan sekitar jalan Bantul, mulai dari simpang empat Klodran hingga simpang empat Gose.

"Kami bersama teman sejak sekitar pukul 21.00 WIB berada di tempat ini. Kami telah menyiapkan terompet untuk ditiup saat pergantian tahun nanti," kata salah seorang warga, Saman di depan Pasar Seni Gabusan.

Menurut dia, merayakan kedatangan tahun baru merupakan momentum untuk mengekspresikan kegembiraan."Setiap tahun kami merayakannya dengan meniup terompet, tetapi tempatnya berpindah-pindah," katanya.

Sementara itu, di tempat pemungutan retribusi (TPR) Pantai Parangtritis terjadi antrean kendaraan pengunjung.

"Antrean kendaraan yang hendak masuk ke objek wisata Parangtritis terjadi sejak sekitar pukul 20.00 WIB," kata koordinator TPR Parangtritis Imam Santosa di Bantul.

Ia mengatakan pihaknya dibantu petugas dari instansi terkait untuk memberlakukan satu jalur, yaitu yang menuju pantai harus melewati TPR Parangtritis.

Sedangkan kendaraan yang keluar harus melewati Pantai Depok, sebelah barat Pantai Parangtritis.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009